Liputan6.com, Pekanbaru - Proyektil peluru sudah dikeluarkan petugas medis dari kaki pria inisial MA. Hanya saja pelaku pencuri pistol polisi bermodus pecah kaca mobil itu masih menderita sakit luar biasa pada kakinya.
Akibatnya, pria kelahiran 1995 itu tidak bisa dihadirkan ke lobi Mapolresta Pekanbaru bersama rekan kejahatannya PL. Nama terakhir, meski terlihat sehat tapi masih terlihat menahan sakit ketika digiring petugas.
Advertisement
Baca Juga
Kaki kiri PL masih dibalut perban menutupi luka tembak karena aksi pecah kaca mobil itu. Diapun menyatakan tidak tahu mobil sasarannya milik anggota polisi dan nekat beraksi karena butuh uang untuk pulang ke Sumatera Utara.
"Kerja sehari-hari tersangka adalah kuli bangunan. Berjarak sekitar 500 meter dari lokasi kejadian," sebut Wakil Kapolresta Pekanbaru Ajun Komisaris Besar Yusup Rahmanto kepada Liputan6.com.
Pengakuan PL, aksinya pada Sabtu malam, 23 November 2019 hanya bermodalkan pecahan busi.
Menurut PL, dia bersama MA sudah dua kali beraksi. Pertama kali, kedua penjahat jalanan ini bisa mendapatkan telepon genggam dan sudah dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kali kedua, MA dan PL bernasib apes. Tas yang diambil dari mobil di parkiran tak jauh dari pecel lele di Jalan Riau berisi senjata api, peluru, majalah, dan barang berharga lainnya. Tas itu milik personel polisi.
Aksi pecah kaca mobil ini juga terekam CCTV. Dari sini, petugas gabungan Polda Riau, Polresta dan Polsek Payung Sekaki mengidentifikasi keduanya, lalu ditangkap ketika berada di terminal antar kabupaten antar provinsi di Jalan Air Hitam.
Menurut Yusup, penangkapan di terminal itu tanpa kendala. Keduanya lalu dibawa ke lokasi penyimpanan senjata api hasil curian. Di sana keduanya melawan dan berusaha kabur dari petugas.
"Dilakukan tindakan tegas terukur (ditembak)," kata mantan Kapolres Bengkalis dan Rokan Hulu ini.
Â
Beraksi Cepat
Yusup menjelaskan, kejadian bermula ketika anggota polisi bernama Ismet membawa istrinya keluar rumah memakai mobil. Keduanya sempat singgah di ATM mengambil uang lalu berhenti di warung pecel lele untuk makan.
Jarak Ismet memarkirkan mobilnya dari warung pecel lele sekitar 30 meter. Tas ditinggal dalam mobil karena Ismet dan istri tak berniat lama, hanya untuk makan.
"Dalam tas tadi ada senjata api, itu inventaris Polri yang dipakai korban," ucap Yusup.
Tak butuh waktu lama bagi kedua tersangka beraksi. Satu pelaku menunggu di sepeda motor, satunya sebagai eksekutor memecahkan kaca mobil.
"Lemparan busi membuat kaca mobil retak, lalu didorong kemudian tas diambil," kata Yusup.
Sebelum beraksi, kedua pelaku mencari parkiran yang sepi dari pantauan orang banyak. Begitu ada kesempatan, sepeda motor dihentikan lalu satu pelaku turun melancarkan aksinya.
"Pengakuannya dua kali tapi masih didalami, untuk senjata api yang dibawa tadi tidak sempat dipakai, disimpan di tempat kerja," ungkap Yusup.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement