Liputan6.com, Indragiri Hilir - Konflik harimau dengan manusia terjadi lagi di perbatasan Kecamatan Pelangiran dengan Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir. Tiga pencari kayu di bekas konsesi hutan tanaman industri itu disergap Datuk Belang, Kamis siang, 30 Januari 2020.
Menurut Kepala Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono, satu orang meninggal dunia dalam kejadian ini. Di beberapa bagian tubuh korban Darmawan (42) ditemukan bekas gigitan dan cakaran harimau sumatra.
Suharyono mengucapkan turut berduka cita dan meminta masyarakat sekitar tidak bertindak nekat kepada satwa dilindungi itu karena dikhawatirkan jatuh korban lagi. Baik itu dari manusia atau harimau.
Advertisement
Baca Juga
Suharyono menjelaskan, lokasi penyerangan itu masih hamparan kawasan Suaka Margasatwa Kerumutan. Lokasi ini dikenal sebagai salah satu kantong atau habitat harimau di Riau.
"Dan berdasarkan keterangan dua saksi atau teman korban, saat kejadian mereka mencari kayu di sana," kata Suharyono, Kamis malam.
BBKSDA akan melakukan olah TKP. Apabila nantinya disimpulkan lokasi itu berada di kawasan hutan, Suharyono menyebut kegiatan korban dan dua temannya di sana tidak sesuai hukum.
"Karena beraktivitas (mencari kayu) dalam kawasan hutan harus berdasarkan izin yang syah," terang Suharyono.
Sebelum kejadian, Suharyono menyebut, pihaknya bersama instansi terkait sudah beberapa hari berada di kawasan itu untuk menangani konflik harimau Sumatra dengan manusia. Hal ini merupakan buntut kejadian tahun sebelumnya karena sering terjadi harimau menyerang manusia.
Menurut Suharyono, dari beberapa harimau sumatra yang terpantau, ada satu ekor yang sering membuat resah masyarakat. Si Raja Hutan sering menampakkan diri dan tidak takut dengan manusia.
"Kami sedang menyusun langkah sesuai dengan wewenang untuk menuntaskan permasalahan ini," ucap Suharyono.