Liputan6.com, Pekanbaru - Harimau sumatra yang keluar dari sarangnya di taman hutan raya (tahura) Minas, Siak, masih menjelajah sejumlah lokasi di Kabupaten Kampar. Usai dari Kualu Nanas, si datuk belang meninggalkan jejak terbaru di daerah Beringin.
Daerah ini cukup dekat Kelurahan Sungai Sibam, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru karena berbatasan dengan Kabupaten Kampar. Tak hanya jejak, bahkan anak kecil mengaku melihat harimau sumatra itu berada di belakangnya.
Advertisement
Baca Juga
Pengakuan anak ini disampaikan orangtuanya ketika diajak prajurit Koramil 16 Tapung melihat jejak di Jalan Kijang Putih, Desa Karya Indah. Ketika itu, sang anak sedang dibonceng ayahnya melintasi jalan tanah menuju sekolah.
Sang bapak yang tak disebutkan namanya ini sempat marah karena pengakuan anaknya tersebut. Dia meminta anaknya jangan mengada-ada soal keberadaan satwa dilindungi negara dimaksud.
"Saya lewat sini, lalu anak ngomong ada harimau di belakang, saya sempat parah. Pas pulangnya lewat sini lagi, ternyata ada jejak harimau di jalan yang saya lewati," kata warga Desa Karya Indah ini.
Tahu jalan yang dilewatinya dilintasi harimau, warga tadi sempat ketakutan. Dia pun melaporkan hal ini ke warga sekitar hingga akhirnya sampai ke pihak desa dan Babinsa di sana.
Video Babinsa mengecek jejak harimau ini sudah beredar luas di masyarakat. Dalam video itu sejumlah warga juga ikut dan mengiringi jejak itu yang disebut mengarah ke Pekanbaru atau tepatnya di Jalan Riau ujung.
Daerah ini masih didominasi semak belukar dan beberapa kebun sawit. Juga terdapat rawa gambut dan sering kebanjiran jika hujan deras turun.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyebut sudah ke lokasi. Petugas menemukan banyak jejak harimau sumatra di jalan tanah dan sebagiannya sudah tersapu air hujan.
"Kemungkinan besar harimau yang sama beberapa hari yang lalu," terang Kabid II BBKSDA Riau Heru Sutmantoro, Rabu petang, 11 Desember 2019.
Cari Solusi Terbaik
Menurut Heru, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan aparatur desa setempat. Sosialisasi makin digencarkan ke lokasi yang sering muncul harimau agar tidak menimbulkan korban.
Masyarakat diminta tidak bertindak sendiri jika melihat harimau, menghindar dan melapor ke pihak berwenang. Masyarakat juga diminta meningkatkan kewaspadaan selama beraktivitas.
Selain itu, BBKSDA Riau dengan sejumlah pihak terkait juga tengah membahas penanganan konflik harimau ini. Diharap ada solusi agar agar kelestarian harimau terjaga dan keselamatan masyarakat terjaga.
"Menyamakan langkah dan persepsi. Ini bukti BBKSDA Riau tidak diam dalam menangani permasalahan konflik satwa liar khususnya harimau," jelas Heru.
Dia menyatakan, penanganan konflik harimau tidak bisa dilakukan satu instansi. Perlu multi instansi karena setiap pihak punya kewenangan masing-masing.
Sebagai informasi, kemunculan harimau di Desa Karya Indah sudah terjadi sejak awal Desember. Harimau ini juga diperkirakan bergerak ke Kualu Nanas dengan temuan jejak.
Harimau ini berasal dari tahura Sultan Syarif Kasim di Minas, Siak. Jarak dengan lokasi jejak pertama sekitar 18 kilometer, berikutnya kian menjauh dan terakhir mendekat ke Pekanbaru.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement