Kekurangan APD, RS TC Hillers Sikka Terancam Menolak Pasien Covid-19

Meski sudah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan pihak rusak sakit juga bisa menolak pasien. Sebab, jika pun menerima pasien, RS tak mampu menangani Covid-19

oleh Dionisius Wilibardus diperbarui 22 Mar 2020, 12:01 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2020, 12:01 WIB
Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo. (Foto: Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)
Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo. (Foto: Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)

Liputan6.com, Sikka - Sebagai rumah sakit rujukan penanggulangan virus Corona Covid-19, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) TC. Hillers Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) dituntut harus siap menghadapi segala hal yang terjadi. Salah satunya adalah keterbatasan alat pelindung diri (APD).

"Kendala utama yang dihadapi adalah Alat Perlindungan Diri (APD) bagi tenaga medis. Saat ini RSUD. TC Hillers tengah merawat dua pasien dengan status Orang Dalam Pantauan (ODP)," kata Kepala Dinas Kesehatan Sikka, Petrus Herlemus dalam rapat koordinasi gugus tugas penanganan covid-19 di aula Bapelitbang, Jumat (20/3/2020) sore.

Dia menjelaskan, petugas dalam satu shift berjumlah 10 orang. Tenaga medis itu dibagi menjadi tiga shift. Idealnya 10 petugas tersebut harus mengenakan APD dan hanya bisa digunakan sekali pakai.

"Sekarang APD yang ada hanya tersisa tiga buah. Ini yang benar-benar membuat kita kesulitan. APD ini wajib bagi petugas. Nah kalau misalkan ada lagi pasien rujukan ODP, maka akan fatal untuk kita. Dan pasti kita akan menolak,” ucapnya.

Direktur RSUD TC Hillers dr Mercy Pareira mengatakan Kabupaten Sikka kekurangan alat pelindung diri (APD) untuk penanganan virus Corona Covid 19, di mana RSUD TC Hillers Maumere merupakan rumah sakit rujukan virus Corona Covid-19.

"Tetapi kondisi yang terjadi justeru RSUD TC Hillers malah sama sekali tidak dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai. Ini yang jadi kendala buat kami. Kalau tidak ada APD, perawat dan dokter di sini agak segan melayani," kata Mercy.

Idealnya RSUD TC Hillers membutuhkan 30 ADP setiap harinya. Jumlah itu diperuntukkan masing-masing 10 pasang untuk setiap shift. Setiap hari ada tiga shift yakni pagi, siang, dan malam.

"Selain APD, RSUD TC Hillers juga membutuhkan tambahan sarana prasarana habis pakai dan viral transport medium (VTM)," ujarnya.

Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo usai rapat koordinasi gugus tugas penanganan covid-19 di Aula Bapelitbang, Jumat (20/3/2020) sore mengatakan telah melakukan rapat koordinasi yang pertama. Diketahui dalam rapat itu, Kabupaten Sikka belum siap menangani ODP atau pasien Covid-19 dari aspek kesiapan rumah sakit.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:


RS Butuh Bantuan Pemprov dan Pusat Secepatnya

Rapat koordinasi Gusus tugas penanganan covid 19 di aula Bapelitbang. (Foto: Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)
Rapat koordinasi Gusus tugas penanganan covid 19 di aula Bapelitbang. (Foto: Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)

"Alat Perlindungan Diri (APD) kita tidak punya, pemeriksaan sampel darah virus Covid 19 kita tidak punya dan sampel darah untuk dikirim melalui maskapai penerbangan juga tidak punya sertifikat, sehingga nanti sampel darah virus Covid-19 yang ada di rumah sakit tidak bisa dikirim keluar," kata Diogo.

Diogo berharap Pemerintah Provinsi NTT maupun pemerintahan Pusat lebih cepat menanggapi kondisi ini. Dengan begitu, RSUD TC Hillers Maumere segera membantu melengkapi fasilitas.

"Pemerintah kabupaten Sikka dengan APBD yang terbatas pun kami mampu dan kami siap untuk menggeser, tetapi fasilitas-fasilitas ini kalau kita punya uang belum tentu kita bisa beli, karena kita mau beli dimana," tegasnyaucapnya.

Dia menegaskan, meski sudah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan pihak rusak sakit juga bisa menolak pasien. Sebab, jika pun menerima pasien, RS tak mampu menangani Covid-19.

"Ini perlu ketegasan sehingga kami akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi maupun Kementerian Kesehatan RI dapat memperhatikan kondisi yang ada saat ini," ujarnya.

Di Flores, NTT, hanya ada dua rumah sakit rujukan Covid-19. Yakni, RSUD TC Hillers Maumere dan rumah sakit Komodo yang ada di Labuan Bajo.

"RSUD TC Hillers Maumere merupakan rumah sakit rujukan terbesar di Flores, yang menangani pasien rujukan dari enam kabupaten seperti kabupaten Lembata, Kabupaten Flores Timur, kabupaten Ende, kabupaten Nagekeo, kabupaten Ngada dan mungkin juga kabuapaten Manggarai," ujarnya.

Menilik kondisi ini, dia meminta agar pemerintah pusat maupun provinsi segera bertindak. Sembari menunggu koordinasi dengan Pemprov dan pusat, maka RSUD TC Hillers Maumere tidak bisa menerima pasien virus Corona atau Covid-19 karena fasilitas belum lengkap.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya