Liputan6.com, Samarinda - Peserta Ijtimak Dunia yang dilaksanakan di Desa Pakkatto, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan banyak yang belum melapor. Hampir seluruh wilayah di Indonesia dipusingkan dengan kembalinya peserta kegiataan Jamaah Tabligh ini.
Di Kaltim saja, dari sekitar 1.600 peserta, belum separuhnya terdata. Pasien dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 terus bermunculan.
Sementara penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah banyak dan didominasi klaster ini. Data per tanggal 19 April 2020, dari 59 kasus positif, 24 diantaranya adalah peserta ijtimak Gowa.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa daerah yang sempat nol kasus positif, kini jumlahnya meledak. Sebagai contoh, Kabupaten Penajam Paser Utara yang sempat lama tidak ada kasus positif, tiba-tiba sudah berjumlah 11 kasus.
Penambahan klaster ini bahkan melengkapi kabupaten dan kota di Kaltim mendapatkan kasus positif. Sehingga, dari 10 Kabupaten dan Kota di Kaltim, Sembilan diantaranya sudah ada yang terjangkit.
Pemerintah Provinsi kaltim pun meminta agar warga yang mengikuti Itjima ulama dunia zona Asia itu pro aktif membantu pemerintah memberantas penyebaran virus Corona (Covid-19). Namun sayangnya, ribuan peserta yang bertandang ke Gowa tidak semuanya telah melapor ke petugas kesehatan.
Kepala Biro Humas Setda Kaltim M Syafranuddin menyebutkan, berdasarkan data yang dihimpunnya, peserta Itjima asal Kaltim yang ternyata jumlah yang melapor masih belum banyak. Padahal, tim kesehatan yang dipersiapkan ingin membantu masyarakat terutama peserta Itjima di Gowa mengetahui akan kondisi kesehatannya.
“Kalau baik alhamdulillah, jika ada gangguan segera mendapat perawatan sehingga sembuh dan tidak menyebarkan virus,” kata Syafranuddin.
Keengganan melapor bisa berimplikasi penularan Covid-19 ke siapa saja seperti istri, anak, orang tua serta tetangga dan kerabat lainnya. Saat ini, informasi yang didapat Jubir Pemprov Kaltim ini, sebagian besar pasien Covid-19 saat ini adalah peserta Itjima Ulama di Gowa.
“Beberapa daerah baik di Pulau Jawa, Kaltara serta daerah lainnya rata-rata yang dinyatakan positif terpapar virus ini adalah mereka yang pernag ke Gowa, setelah itu korban yang mempunyai hubungan erat dengan pasien yang ada,” sebutnya.
Persoalan yang muncul dari klaster ini, sepulang dari Gowa, peserta itjima dunia yang diikuti jutaan orang dari 48 negara ini, langsung beraktifitas seperti biasa. Mereka baik bersilahturahmi dengan warga lainnya, mengajar serta melakukan aktifitas lainnya.
“Sebentara lagi Ramadham, umat Islam ingin sekali bisa beribadah di masjid namun jika belum meredanya Covid-19, tentu saja tarawih berjamaah di masjid atau shalat ied nanti tidak bisa dilakukan,” ujarnya.
Agar pencegahan penularan Covid-19 bisa segera diatasi, Pemprov Kaltim meminta kepada warga Kaltim yang mengikuti kegiatan itu diimbau untuk segera melapor. Pelaporan sangat penting untuk memastikan terjadi penularan atau tidak.