Liputan6.com, Pekanbaru - Hampir dua pekan masyarakat Kelurahan Bukit Timah, Kota Dumai, Riau, resah dengan kemunculan buaya di kanal atau parit sekitar. Tak ingin ada korban dimakan buaya, empat warga memberanikan diri menangkapnya.
Bermodal pancing dengan umpan ayam, empat pria dikomandoi Sabaruddin berangkat ke kanal itu usai berbuka puasa pada 27 April 2020. Pancing dilempar ke kanal dan mereka menunggu dengan sabar di atasnya.
Advertisement
Baca Juga
Karena belum ada hasil pada malam itu, mereka pulang ke rumah masing-masing meninggalkan pancing. Selasa pagi, 28 April 2020, mereka kembali lagi kanal dan melihat buaya incarannya memakan umpan.
Bersama warga lainnya yang berdatangan setelah mengetahui buaya terpancing, satwa purbakala itu lalu ditangkap secara manual. Warga melilitkan tali ke mulut buaya lalu mengikat kaki satu persatu.
Setelah pergelutan cukup alot dengan warga, buaya ini menyerah. Satwa dilindungi undang-undang ini diseret menggunakan tali untuk dibawa ke pemukiman sehingga menjadi tontonan masyarakat sekitar.
Kepala Bidang II Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Heru Sutmantoro membenarkan penangkapan buaya ini. Dia menyebut buaya sudah dibawa ke kantor BBKSDA di Dumai.
"Sudah aman dan buaya dalam keadaan sehat," kata Heru, Selasa petang.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Penampakan Buaya
Heru menjelaskan, buaya itu dilaporkan muncul beberapa pekan sebelumnya. Terakhir, BBKSDA menerima laporan pada 17 April dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat supaya tak beraktivitas di lokasi.
Menurut Heru, habitat buaya memang berada di air. Diduga buaya ini berasal dari sungai terdekat dan mencari makan hingga sampai ke kanal itu.
"Penyerahan buaya disaksikan aparatur kecamatan, kelurahan, kepolisian dan pihak terkait," kata Heru.
Heru menjelaskan, buaya sepanjang 3,9 meter berjenis kelamin betina itu terdapat luka dan lecet-lecet. Hal itu diduga terjadi karena perlawanan buaya saat ditangkap oleh warga.
Saat ini, tambah Heru, buaya masih dirawat di kantor BBKSDA Dumai. Kondisinya stabil dan ditempatkan pada wadah berair agar suhu badannya tetap terjaga.
"Ini jenis buaya air tawar atau sinyulong, makanannya ikan. Nanti dilepasliarkan kalau lukanya sudah sembuh," ucap Heru.
Advertisement