BKSDA Sumbar Buru Buaya yang Terkam Lansia Hingga Tewas

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melalui Resor Agam memasang perangkap untuk mengevakuasi buaya muara itu.

oleh Novia Harlina diperbarui 23 Apr 2020, 23:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2020, 23:00 WIB
BKSDA Sumbar memasang perangkap evakuasi buaya muara di Kabupaten Agam.
BKSDA Sumbar memasang perangkap evakuasi buaya muara di Kabupaten Agam.

Liputan6.com, Agam - Seekor buaya muara di Sungai Batang Alahan Anggang, daerah Bawan Kabupapaten Agam, Sumatera Barat membuat warga resah. Satwa liar itu beberapa hari yang lalu sempat memerkam seorang warga hingga tewas.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melalui Resor Agam, akhirnya memutuskan memasang perangkap untuk mengevakuasi buaya muara itu.

"Iya dipasang kandang jebak, jika masuk perangkap nanti akan dievakuasi ke lokasi lain," kata Pengendali Ekosistem Huta BKSDA Agam, Ade Putra kepada Liputan6.com, Kamis (23/4/2020).

Sebelumnya pada 14 April 2020, terjadi konflik antara manusia dan satwa liar dengan nama latin Crocodylus Porosus tersebut yang menyebabkan korban Kundari (75) meninggal dunia.

Setelah kejadian itu BKSDA melakukan penyisiran selama tiga hari di sepanjang aliran sungai untuk mengetahui keberadaan dan penyebab satwa dilindungi tersebut bertindak agresif.

Penyisiran sejauh lima kilometer tidak membuahkan hasil, satwa tersebut belum berhasil ditemukan sehingga BKSDA menghentikan sementara pemantauan di lapangan.

Kemudian pada Selasa 21 April 2020, pihaknya kembali mendapatkan laporan dari camat setempat dan masyarakat bahwa satwa buaya muncul dan sering naik ke daratan.

Tim BKSDA Resor Agam langsung melaksanakan penangangan di lokasi bersama-sama dengan masyarakat melakukan penyisiran dan memutuskan untuk memasang kandang jebak untuk evakuasi satwa buaya tersebut.

"Perangkap dipasang 2 buah menggunakan umpan dan akan dilakukan selama 7 hari ke depan," jelasnya.

Dikatakan Ade, lokasi munculnya buaya itu merupakan areal perkebunan sawit dan sungai tempat masyarakat beraktivitas sehari-hari.

Ade menduga buaya itu menjadi agresif karena saat ini hingga Juni merupakan musim kawin satwa liar tersebut.

"Lokasi itu memang habitatnya, selama ini tidak mengganggu masyarakat," katanya menambahkan.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya