Ini Strategi Pariwisata Jawa Barat Bangkit dari Pandemi Covid-19

Upaya tersebut dilakukan setelah kunjungan wisatawan ke wilayah Jawa Barat mengalami penurunan.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 10 Jun 2020, 17:31 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2020, 17:31 WIB
Dedi Taufik
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik menyampaikan strategi mitigasi bencana non alam virus Corona (Covid-19). Upaya tersebut dilakukan setelah kunjungan wisatawan mengalami penurunan setelah pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial.

Menurut Dedi, kunjungan ke sejumlah destinasi pariwisata di Jawa Barat dari wisatawan mancanegara turun sebesar 16 persen. Sedangkan, dari turis nusantara anjlok hingga sekitar 80 persen.

"Jumlah ini flat untuk semua kota/kabupaten yang diakumulasikan di Provinsi Jawa Barat," kata Dedi dalam jumpa pers, Selasa (10/6/2020).

Untuk itu, lanjut Dedi, pihaknya melakukan sejumlah strategi untuk kembali membangkitkan sektor pariwisata. Pertama, melakukan pendekatan kondisi gawat darurat Covid-19 dengan refocusing dan realokasi anggaran bidang pariwisata. Kedua, melakukan pemulihan.

Pada periode Juni-Desember diharapkan produktivitas di sektor pariwisata sudah berjalan dengan tetap menjaga kedisiplinan dan level kewaspadaan.

"Ketiga, adalah normalisasi. Diharapkan pada Januari 2021 kondisi sektor pariwisata sudah normal kembali seperti biasa," tutur Dedi.

Selain itu, kata dia, ada beberapa langkah yang dilakukan di antaranya promosi bersama antara pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.

Dedi mengatakan pembukaan kegiatan bidang pariwisata merupakan tahapan terakhir, setelah rumah ibadah, industri, perkantoran, dan pertokoan. Langkah tersebut akan dilakukan setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional berakhir atau 12 Juni mendatang.

Kabupaten/kota yang berada di zona biru atau aman yang sudah mempersiapkan adaptasi kebiasaan baru (AKB) termasuk di bidang pariwisata sangat mengapresiasi langkah ini.

Dedi pun berharap ketika sektor pariwisata dibuka kembali, perangkat teknis di lapangan tetap mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan. Menurutnya, protokol kesehatan harus dijaga betul dan setiap tempat wisata harus menunjuk manager Covid-19.

"Nantinya bupati dan wali kota akan mengeluarkan keputusan termasuk pemberian sanksi bagi para pelanggar selama masa pandemi ini," katanya.

Dedi juga menyampaikan rencana pembangunan di sektor pariwisata yang tertunda dan akan kembali berjalan pada 2021 nanti. Di antaranya, pembangunan kawasan Pangandaran, Geopark Ciletuh, dan pembangunan desa digital.

Simak Video Pilihan Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya