Pekan Ini, Jabar Mulai Rapid Test Acak Pedagang Pasar Tradisional

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan akan memulai rapid test acak Corona (Covid-19) pada pekan ini.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 08 Jun 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2020, 21:00 WIB
Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menyampaikan keterangan kepada pers terkait perkembangan penanganan virus Corona (Covid-19) di Gedung Sate, Senin (8/6/2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan akan memulai rapid test acak Corona (Covid-19) pada pekan ini. Sasaran program tes cepat adalah para pedagang di 700 pasar, baik yang dikelola pemerintah maupun oleh swasta.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar mengatakan, angka reproduksi efektif (Rt) di Jabar sempat mengalami penurunan. Sebelumnya, Rt di Jabar berada di angka 0,97 lalu turun menjadi 0,67.

"Angka reproduksi Covid-19 di Jabar masih di bawah satu, dan pekan sekarang di angka 0,72. Jadi sudah lebih dari tiga minggu kita di bawah satu menandakan keterkendalian dalam penanganan pengendalian Covid-19," kata Ridwan Kamil dalam jumpa pers di Gedung Sate, Senin (8/6/2020).

Emil, panggilan akrabnya menjelaskan, kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona terus dilakukan pihaknya meski angka reproduksi masih di bawah satu.

"Satu hal yang perlu diwaspadai di minggu ini terjadi peningkatan tapi sangat kecil. Tapi bagi kami kecil atau besar peningkatan itu harus diwaspadai supaya tidak terjadi gelombang kedua," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya akan terus melakukan pemeriksaan Covid-19. Kali ini, sedikitnya 700 pasar tradisional akan menjadi target utama digelarnya rapid test secara massal dengan menyasar pedagang dan pengunjung dengan metode sampel acak.

"Pada minggu ini kita akan melakukan pelacakan di 700 pasar karena kami mendapati di Jawa Barat salah satu potensi persebaran adalah pasar tradisional," ungkapnya.

Dalam pengetesan kali ini, gugus tugas akan menggunakan kendaraan. Sebanyak 627 unit mobile Covid-19 dibantu TNI/Polri akan melakukan random sampling di 700 pasar. Dari 700 pasar itu diketahui 500 di antaranya dikelola pemerintah sedangkan 200 oleh pribadi.

Emil lebih jauh menuturkan, Gugus Tugas Covid-19 Jabar akan terus intensif melakukan tes Covid-19 untuk mengetahui peta persebaran virus di provinsi yang berpenduduk hampir 50 juta jiwa ini.

Hingga saat ini, Gugus Tugas Covid-19 Jabar melalui Divisi Pemeriksaan dan Pelacakan telah melakukan pemeriksaan sebanyak 182.358. Dari jumlah tersebut, sebanyak 127.206 menggunakan rapid test. Sedangkan, 55.152 menggunakan tes PCR atau tes swab.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Pembatasan Sosial Tingkat Desa

Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menyampaikan keterangan kepada pers terkait perkembangan penanganan virus Corona (Covid-19) di Gedung Sate, Senin (8/6/2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Selain menggelar tes di pasar tradisional, Emil juga menyampaikan bahwa pihaknya sedang mengoptimalkan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) di tingkat desa/kelurahan.

"Kita langsung menggempur desa-desa yang masih berada di zona merah. Sebanyak 700 tes swab dilakukan di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang minggu lalu. Hasilnya, dua positif langsung dikarantina desa dengan tetap diberikan sembako (pemenuhan kebutuhan)," kata Emil.

Selain itu, Emil juga menyampaikan, Gugus Tugas Covid-19 Jabar akan menyampaikan hasil evaluasi level kewaspadaan di 27 kota/kabupaten pada Rabu (10/6/2020) mendatang.

"Per hari ini kami belum bisa mengumumkan hasil evaluasi penurunan atau peningkatan, namun kami tetap melakukan monitoring. Rabu nanti kami umumkan, mudah-mudahan seperti yang sebelumnya yang kuning beralih ke warna biru bukan sebaliknya dari kuning ke merah," tutur Emil.

Sedangkan, dari tingkat keterisian rumah sakit, Emil menyatakan belum ada lonjakan sejak sepekan terakhir. Saat ini, tingkat keterisian rumah sakit di Jabar dalam penanganan Covid-19 masih berada di angka 29 persen.

"Itu menandakan pasien makin sedikit. Keterisian rumah sakit ini menandakan mayoritas OTG (orang tanpa gejala). Karena tingkat kesembuhan dan kematian yang dijumlahkan hampir seribu orang, maka pasien positif aktif (masih dirawat) sekitar 1.400," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya