Proyek Pagar dan Pos Jaga Gedung Isolasi Pasien Covid-19 di Sultra Habiskan Rp866 Juta

Proyek pagar bernilai fantastis di BPSDM Sultra, alasannya agar pasien karantina Covid-19 tidak mudah melarikan diri.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 11 Jun 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2020, 17:00 WIB
Proyek pagar dan pos jaga di BPSDM menggunakan anggaran Covid-19, agar pasien tak lari.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Proyek pagar dan pos jaga di BPSDM menggunakan anggaran Covid-19, agar pasien tak lari.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Di tengah pandemi Covid-19, sejumlah lembaga pemerintah di Sultra berupaya berkreativitas. Salah satu yang menarik perhatian, pembangunan proyek pagar dan gapura serta pos jaga di Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Tenggara.

Menggunakan refocussing Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Covid-19, nilai ketiga proyek ini mencapai Rp866 juta. Pihak BPSDM Sulawesi Tenggara saat dikonfirmasi menyatakan, pagar, gapura, dan pos jaga berfungsi untuk menjaga pasien agar tak lari.

Kepala Dinas BPSDM Sulawesi Tenggara, Nur Endang Abbas menjelaskan, ada beberapa kasus pasien Covid-19 yang lari dan sangat mengkhawatirkan. BPSDM, menurutnya, tempat yang cocok menampung mereka.

"Kalau pasien lari ke perkampungan, lalu minum kopi di warung. Padahal kita tidak tahu dia dalam masa karantina," ujar Nur Endang, dihubungi via telepon seluler.

Diketahui, BPSDM mengalokasikan pengalihan anggaran Covid-19 sebesar Rp6,5 miliar. Jumlah itu untuk pembangunan fisik dan operasional. Ada enam jenis pembangunan infrastruktur yang memakai dana Covid-19 itu.

Untuk proyek pagar dan gapura serta pos jaga, menelan anggaran hingga Rp 866 juta. Selain pagar, gapura, dan pos jaga, juga ada lima pembangunan lainnya. Di antaranya, Guest House Rp550 juta dan gudang BPSDM sebesar Rp250 juta.

Selanjutnya, rehabilitasi pagar, gapura, dan pos jaga sebesar Rp866.400.000. Kemudian, proyek pemasangan paving block jalan masuk antar asrama di BPSDM Provinsi Sultra sebesar Rp314.490.000.

Dua proyek lainnya, ada musala dan media center. Total keseluruhan pembangunan fisik mencapai Rp3,8 miliar.

Nur Endang Abbas menyatakan, pihaknya mencontoh Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah melakukan kegiatan serupa.

"Ini untuk antisipasi kalau RS sudah tak bisa menampung. Seperti di Yogyakarta, BPSDM sudah dipakai untuk ruang isolasi," ujar Nur Endang, Rabu (10/6/2020).

Dia beralasan, pembangunan ini berdasarkan instruksi Mendagri, instruksi presiden. Yang menjadikan BPSDM sebagai daerah karantina pasien Covid-19.

Saksikan juga video pilihan berikut ini :

Empat Proyek Ruang Isolasi

Pembangunan proyek Covid-19 di BPSDM Sultra.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Pembangunan proyek Covid-19 di BPSDM Sultra.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Salah satu proyek pembangunan gedung di BPSDM Sultra, dibuat untuk ruang isolasi OTG dan PDP Covid-19. Namun, ternyata sudah ada 3 proyek yang sama yang sudah akan dirampungkan pada tiga tempat berbeda.

Ketiganya yakni, ruang isolasi dan rehabilitasi di RS Bahteramas Provinsi Sultra, ruang isolasi di SMA Angkasa dan ruang rumah sakit jiwa.

Tiga lokasi ini, sudah dimulai pembangunannya sejak awal April 2020. Dari ketiganya, ada ruang perawatan dan isolasi yang mampu menampung 150 hingga 200 orang pasien Covid-19.

Selain ruang isolasi di RS Bahteramas, dua lainnya pekerjaan akan dirampungkan pada akhir Juni 2020. Diketahui, belanja program BPSDM sebesar Rp1,170 miliar. Belanja tak terduga sebesar Rp5,032 miliar. Belanja tak terduga, digunakan untuk Covid-19.

Kepala BPSDM Nur Endang Abbas menjelaskan, pembangunan ruang isolasi dan rumah singgah ini untuk tim paramedis. Selain itu, juga dibuat untuk pasien OTG, PDP dan yang belum positif.

"Ada tiga ruangan isolasi. Ada 96 kamar semua. Asrama C, ada 16 kamar tambah 80 kamar lainnya, sudah bisa ditempati. Bisa tampung 128 pasien," ujarnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya