Catatan Kelam Pesawat Tempur TNI di Riau

Sejak 2012 setidaknya sudah terjadi empat insiden yang melibatkan pesawat tempur milik TNI di Riau.

oleh M Syukur diperbarui 16 Jun 2020, 12:15 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2020, 12:15 WIB
Pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 209 jatuh di Perumahan Sialang Indah, Desa Kubang Jaya, Kabupaten Kampar.
Pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 209 jatuh di Perumahan Sialang Indah, Desa Kubang Jaya, Kabupaten Kampar. (M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Pesawat tempur TNI AU jenis Hawk TT-0209 jatuh di Perumahan Sialang Indah, Desa Kubang Jaya, Kabupaten Kampar, Riau. Dalam kejadian pada Senin pagi itu, (15/6/2020), pilot Lettu Pnb Apriyanto Ismail berhasil selamat setelah keluar dari kursi lontar.

Pesawat tempur jatuh di Pekanbaru bukan pertama kali. Data yang berhasil dirangkum Liputan6.com menunjukkan, sudah ada tiga kali pesawat yang bermarkas di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru mengalami insiden sejak 2012.

Pertama terjadi pada 16 Oktober 2012. Lokasinya masih di Kecamatan Siakhulu, tapi terjadi di Desa Pasir Putih. Pesawat jatuh di perkarangan rumah warga dan meledak begitu sampai di darat.

Beruntung dalam kejadian Pesawat Hawk 200 ini tak ada korban jiwa, baik itu dari warga sekitar ataupun pilot karena berhasil meloloskan diri memakai kursi pelontar.

Seperti biasa, pihak TNI langsung mengamankan lokasi kejadian dengan super ketat. Tak ada satu orangpun diperbolehkan mendekat, kecuali pihak yang berkepentingan melakukan investigasi.

Pengamanan berlapis itu sempat memicu keributan antara petugas dan sejumlah wartawan. Beberapa jurnalis yang sempat mengambil foto dan video bahkan dipukul petugas.

Tak hanya itu, kamera beberapa jurnalis diambil paksa. Kamera akhirnya dikembalikan setelah isinya diperiksa dan beberapa foto serta video dihapus.

Peristiwa ini menyeret seorang perwira menengah di Lanud Roesmin Nurjadin ke pengadilan militer. Perwira bermelati dua di punduknya juga dicopot dari jabatan dan dipindahkan ke Lanud lain.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Pesawat Tempur F-16 Tergelincir

Selanjutnya pada 14 Maret 2014, pesawat tempur F-16 tergelincir di landasan setelah gagal mendarat. Pesawat itu tergelincir dengan posisi terbalik dan keluar beberapa meter dari perlintasan.

Usai kejadian, aktivitas penerbangan militer di Lanud Roesmin Nurjadin berhenti. Penerbangan kembali normal setelah Mabes TNI usai melakukan investigasi terhadap pesawat dengan nomor ekor TS 1603 itu.

Komandan Lanud Roesmin Nurjadin kala itu, Marsekal Pertama Henri Alfiandi menyatakan, perlu ada recovery psikis terhadap pilot lain, walaupun penerbang F-16 nahas itu selamat.

Henri menyatakan posisi pesawat tergelincir itu tidak membahayakan penerbangan sipil di Bandara Sultan Syarif Kasim II karena berada pada ujung landasan.

"Tidak menggangu meskipun sempat ada penerbangan sipil delay. Itu sudah prosedurnya, sekarang penerbangan di bandara sudah berlangsung normal," kata Henri.

Pesawat yang tergelincir itu diterbangkan Lettu Penerbang Marco Anderson. Dia merupakan siswa konversi dan saat pelatihan berlangsung didampingi penerbang senior, Mayor‎ Andri.

Pada awalnya pesawat mendarat dengan sempurna. Tak lama kemudian terjadi malfungsi sehingga pilot berusaha menghentikan pesawat. Hanya saja tidak berhasil dan membuatnya tergelincir serta berhenti dengan posisi terbalik.

"Ada kerusakan pada bagian ekor dan bagian hidung. Pilot sendiri meski tidak terluka dirawat di Rumah Sakit Lanud untuk recovery," kata Henri.‎

 

Tabrakan Pesawat Hawk TT-0209

Pada 15 Juni 2020 pagi, menurut penuturan warga di lokasi, Pesawat Hawk TT-0209 ini jatuh setelah berbenturan dengan pesawat lainnya di udara.

Warga menyebut ada ledakan di udara, sebelum pesawat jatuh menimpa dua rumah warga. Setelah jatuh, warga juga mendengar adanya ledakan keras beberapa kali.

Adanya benturan dan ledakan di udara ini dibantah Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya Fadjar Prasetyo. Dia menyatakan pesawat layak terbang karena sudah dicek pagi harinya.

Fadjar menjelaskan, pesawat ini terbang bersama dua pesawat lainnya dari Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Ketiga pesawat menjalani latihan tempur di daerah Siabu.

"Ada latihan penembakan di sana, ada daerah latihan," kata Fadjar di Ruang Arjuna Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin petang.

Satu jam usai latihan, tiga pesawat memutuskan balik ke Lanud. Sekitar dua kilometer dari landasan dengan ketinggian 500 meter, Apriyanto melaporkan keanehan pada mesin.

Pilot melaporkan ada suara aneh di bagian belakang dan ikuti hidupnya lampu peringatan. Saat itu, komunikasi Apriyanto dengan dua pilot pesawat lainnya masih normal.

"Kemudian ada pertanda tidak benar terjadi (pada pesawat), lalu lost power atau pesawat kehilangan tenaga," kata Fadjar.

Dalam kondisi itu, Apriyanto melaporkan ke Lanud akan melakukan eject atau keluar menggunakan kursi lontar. Setelah laporan itu, Lanud kehilangan komunikasi dengan Apriyanto.

Menurut Fadjar, Apriyanto selamat setelah keluar memakai kursi lontar, sementara pesawat jatuh menimpa dua rumah warga. Kursi lontar juga menimpa atap rumah warga lainnya.

"Tidak ada orang di dua rumah itu, lagi kosong," kata Fadjar.

Atas kejadian ini, Fadjar atas nama TNI AU meminta maaf kepada masyarakat, khususnya bagi warga yang rumahnya tertimpa. Dia juga berterimakasih kepada warga yang menolong pilot.

"Begitu juga dengan petugas lainnya dari Koramil dan Polsek," kata Fadjar. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya