Liputan6.com, Sikka - Memasuki masa persiapan new normal Covid-19, Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali merenggut nyawa bayi berusia delapan bulan asal Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (19/6/202).
Bayi ini merupakan korban ke-15 yang meninggal akibat DBD di Kabupaten Sikka selama periode Januari hingga 20 Juni 2020.
Advertisement
Baca Juga
"Bayi meninggal di ICU dengan DBD grade IV, ” ungkap Dokter Spesialis Anak RSUD TC Hillers Maumere, Dr.Mario B. Nara, kepada media Liputan6.com, Sabtu (20/6/2020).
Bayi ini dirawat satu hari di RSUD TC Hillers Maumere, setelah dirujuk dari Rumah Sakit Kewapante dengan kondisi sesak napas.
"Dalam sehari sempat membaik tetapi kondisinya, kembali menurun. Kita sudah melakukan berbagai macam tindakan medis, tetapi kondisinya tetap menurun dan akhirnya meninggal dunia," katanya.
Saat ini penderita DBD yang masih dirawat di RSUD TC Hillers Maumere berjumlah dua orang dan di Rumah Sakit Kewapante tiga orang. Kelima pasien yang dirawat di dua rumah sakit berbeda ini sudah mulai membaik.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
1.660 Penderita DBD
Ia berharap agar masyarakat perlu waspada dengan DBD meskipun sedang disibukan dengan wabah virus corona. Warga harus melakukan pencegahan dengan 3M untuk mengantisipasi penyebaran nyamuk DBD.
"Kita harus tetap waspada terhadap DBD. Curah hujan saat ini tidak tetap, sehingga air tetap tergenang di mana-mana," ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus, mengatakan selama periode Januari hingga 20 Juni 2020, jumlah penderita DBD di Kabupaten Sikka sebanyak 1.660 orang lebih dan 15 orang di antaranya meninggal dunia.
“Sebagian besar pasien DBD yang meninggal dunia terjadi karena terlambat bawa ke RS. Saat dibawa ke RS kondisi mereka sudah pada grade 3 hingga 4 sehingga nyawa mereka tak bisa tertolong,” dia menjelaskan.
Advertisement