Liputan6.com, Banjarnegara - Kebun binatang Serulingmas Banjarnegara menyambut kelahiran anak harimau Benggala (Panthera tigris tigris) betina dengan penuh suka cita. Anak harimau yang tergolong satwa langka ini lahir pada 1Maret 2020.
Pengelola Serulingmas menamai anak harimau ini Darmi. Nama ini merupakan singkatan dari nama kedua induknya, Darma dan Upik.
Darma merupakan harimau jantan hasil pertukaran antara Serulingmas dengan Semarang Zoo. Serulingmas menukar seeokor singa dengan dua ekor harimau. Selain Darma juga ada Rasti yang berjenis kelamin betina.
Advertisement
Darmi lahir dengan bobot dua kilogram. Selama dua bulan, Darmi hanya mendapat asupan makanan dari menyusu dari induknya. Memasuki usia dua bulan, bayi harimau Benggala ini mulai mengonsumsi daging ayam.
Baca Juga
Semula, Darmi cukup kenyang dengan satu kilogram daging. Tapi sekarang Darmi bisa menghabiskan tiga sampai empat kilogram daging.
"Bobotnya pun kini naik menjadi tujuh kilogram," kata Lulut Dwi Prasetyo, juru rawat harimau Serulingmas.
Setelah dua bulan, Darmi mulai diajak bermain. Semula, Darmin hanya bermain di selasar kandang. Secara bertahap, Darmi mulai diajak bermain di taman di luar kandang untuk berjemur.
Namun seiring pertumbuhan Darmi, ruang geraknya mulai dibatasi. Darmi kini hanya dilepas di dalam display. Untuk alasan keselamatan, Dwi hanya akan melepas Darmi ke display setelah induk jantannya, Darma, masuk ke kandang.
"Jadi masuk kandang, dikunci baru Darmi dilepas di display," ujar dia yang semula bekerja sebagai petugas kebersihan.
Di usia empat bulan ini, Darmi mulai menunjukkan agresivitasnya. Bayi harimau Benggala ini mulai mencakar dan menggigit. Taringnya yang tajam mulai tumbuh. Begitu juga dengan cakarnya.
Jika sebelumnya Dwi berani menggendongnya, maka sekarang tidak. Ia mengatakan, jika sampai digigit maka taringnya bisa menembus telapak tangannya.
"Kalau sekadar dibelai-belai nggak apa-apa," tutur dia yang sudah dua tahun mengasuh harimau di Serulingmas.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Kebutuhan Pakan Satwa di Serulingmas
Dwi menggantikan pengasuh harimau sebelumnya yang pindah ke kebun binatang lain. Setelah mendapat pelatihan satu minggu, ia langsung mengasuh koleksi harimau benggala itu.
"Pertama ya takut, tapi karena tugas ya dijalani saja," kata dia.
Dalam menjalankan tugas yang penuh risiko ini, Dwi memegang prinsip kehati-hatian. Ia tak ingin tragedi pengasuh sebelumnya yang tewas diterkam macan terulang padanya.
Ketika itu, seorang penjaga diterkam induk dari Upik yang kini sudah mati. Diduga tragedi itu disebabkan lupa mengunci kandang.
"Yang penting fokus,"Â ucapnya.
Kelahiran Darmi rupanya tak semata membawa kebahagiaan. Kelahirannya yang tepat di tengah pademi juga membawa beban.
Lulut Yekti Adi, Direktur Serulingmas mengatakan kebun binatang tak mendapat pemasukan sejak tutup karena pandemi COVID-19. Serulingmas selama ini hanya mendapat pemasukan dari penjualan tiket.
Untuk menutup kebutuhan pakan satwa, khususnya daging, Serulingmas membuka donasi dari masyarakat. Donasi dibuka dalam bentuk uang yang nantinya dibelanjakan untuk membeli daging.
Kebutuhan daging terbesar untuk empat ekor harimau dan dua ekor singa. Satu ekor bisa menghabiskan 10 kilogram daging per hari. Belum lagi satwa lain seperti buaya dan elang yang juga mengonsumsi daging setiap harinya.
"Jadi yang tadinya variasi daging sapi sama ayam, sekarang diganti daging ayam saja," Lulut menjelaskan.
Advertisement