Drama Klarifikasi Manajemen RSUD Ogan Ilir Berujung Pemecatan Ratusan Nakes (2)

Aspirasi yang disampaikan para tenaga kesehatan (nakes) ke managemen RSUD Ogan Ilir Sumsel berujung pada pemecatan massal.

oleh Nefri Inge diperbarui 02 Sep 2020, 12:41 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2020, 15:30 WIB
Tenaga Medis Mesir
Sejumlah petugas medis beristirahat di sebuah rumah sakit di Kairo, Mesir, pada 14 Juli 2020. Mesir pada Selasa (14/7) mengonfirmasi 929 kasus baru infeksi COVID-19, sehingga menambah jumlah kasus di negara itu menjadi 83.930, seperti disampaikan Kementerian Kesehatan Mesir. (Xinhua/Ahmed Gomaa)

Liputan6.com, Jakarta Selama menunggu beberapa hari, para tenaga kesehatan (nakes) RSUD Ogan Ilir Sumsel, mendapatkan surat panggilan dari pihak rumah sakit untuk kembali bekerja. Surat tersebut diterima melalui pesan berantai di WhatsApp, pada Rabu (20/5/2020) pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

Namun dalam isi surat tersebut, pemanggilan dilakukan tertulis pada hari Selasa namun tertera tanggal di hari berikutnya. Karena merasa surat pemanggilan itu tidak sah, ratusan nakes tersebut mengabaikannya

Tak lama kemudian, mereka kembali menerima surat panggilan pada Rabu siang sekitar pukul 14.00 WIB, dengan revisi hari dan tanggal pemanggilan melalui pesan berantai WhatsApp.

Karena para nakes tinggal di daerah berbeda-beda, sehingga mereka meminta 7 orang nakes yang tinggal dekat dengan RSUD Ogan Ilir untuk mewakili mereka bertemu manajemen rumah sakit.

IR memastikan, jika pertemuan perwakilan nakes tersebut hanya untuk meminta kejelasan dari manajemen RSUD Ogan Ilir, bukan untuk memenuhi panggilan kerja.

“Tapi di sana, 7 orang itulah yang dianggap Dirut RSUD Ogan Ilir yang masih mau bekerja. Mereka juga tidak diberi kesempatan untuk berbicara. Bagaimana kami bisa datang ke sana, sedangkan surat resmi masuk jam 2 siang. Ada teman yang rumahnya jauh, bahkan ada yang pulang ke Palembang,” ungkapnya.

Pada Rabu malam, seluruh nakes yang bertugas di shift malam kembali bekerja seperti biasa. Mereka kembali dikagetkan, dengan tersebarnya foto Surat Keputusan (SK) Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PDTH) para nakes honorer RSUD Ogan Ilir, pada Rabu malam sekitar pukul 22.00 WIB.

Foto SK PDTT tersebut juga didapatkan mereka dari media sosial (medsos) Facebook dan juga tersebar di pesan berantai WhatsApp. Kekagetan mereka tak sampai di situ saja.

Pada Kamis (21/5/2020) dini hari sekitar pukul 00.01 WIB, para nakes mendapatkan pesan berantai SK PDTT dalam bentuk PDF.

Dalam SK PDTT tersebut, tertera daftar 109 orang nakes yang dipecat oleh Bupati Ogan Ilir Ilyas Panji Alam. Bahkan, salah satu nakes yang menghadap managemen di Rabu siang, turut masuk dalam daftar nakes yang dipecat.

“Dirut ingkar janji dengan ucapannya, karena ada satu orang nakes yang menemui dia turut dipecat. Padahal dirut berjanji, 7 orang yang menghadap di Rabu siang itu yang akan dipekerjakan kembali,” ucapnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

Pertanyakan Alasan Pemecatan

Fakta Status Nakes RSUD Ogan Ilir Diungkap Ombudsman Sumsel
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ogan Ilir Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Para nakes yang sudah bekerja pada Rabu malam, yang juga masuk dalam daftar pemecatan, masih terus bekerja hingga waktu shift di Kamis pagi selesai.

IN yang seharusnya masuk kerja di Kamis pagi, akhirnya mengurungkan niatnya karena dia juga masuk dalam daftar nakes yang dipecat.

“Kami tidak menyalahkan yang dipertahankan, tapi alasan (dipecat) kenapa. 11 orang perwakilan nakes yang menghadap Komisi IV DPRD Ogan Ilir juga dipecat. Dari 109 orang nakes yang dipecat, semuanya di bawah bidang keperawatan,” ujarnya.

Harapannya kepada Bupati Ogan Ilir agar bisa menyerap aspirasi mereka, ternyata di luar ekspektasi. IR menilai, Bupati Ilyas Panji Alam tidak memberikan kesempatan sama sekali untuk menjelaskan kejadian sebenarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya