Liputan6.com, Sikka- Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka mendatangkan 70 dukun tradisional yang merupakan utusan dari 25 Puksesmas yang ada di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Jumat (7/8/2020).
Dukun ini diminta untuk memberikan sumbang pikiran terkait pengalaman mereka menyembuhkan pasien dengan menggunakan pengobatan dari pelbagai pohon atau tanaman. Dinas Kesehatan Sikka ingin dukun ini bisa meramu obat tradisional yang bermutu dalam rangka pengobatan pasien. Masukan dukun itu selanjutnya dikaji secara ilmiah oleh Dinkes Sikka.
Advertisement
Baca Juga
Kadis Kesehatan Sikka, Petrus Herlemus, mengatakan, banyak tanaman yang tumbuh subur ternyata memiliki banyak manfaat dalam mengobati orang sakit. Bahkan sejak zaman dulu, tanaman yang tumbuh di alam dan hutan sering dijadikan pengobatan tradisional.
"Semua dukun di Sikka diundang untuk membahas jenis tanaman apa yang digunakan oleh mereka untuk dijadikan ramuan obat tradisional saat mengobati pasiennya," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (7/8/2020).
Menurut dia, dalam undang-undang kesehatan, sudah mengatur dan melindungi para pengobat tradisional. Para dukun ini akan diarahkan sampai dengan tingkatan memproduksi obat tradisional ke arah lebih modern, sehingga obat tersebut bisa diterima di pasar umum.
"Agar potensi-potensi yang belum digali seperti jenis tanaman apa yang berkhasiat yang bisa dijadikan obat. Kandungan tanaman itu, nantinya kita akan diteliti lebih lanjut. Kita memilikki dukun yang biasanya mengobati pasiennya memakai tumbuhan -tumbuhan saja," bebernya.
Selain itu, dukun tradisional tersebut akan diarahkan bagaimana higienis sanitasinya, cara panen tanaman hingga cara mengelola tanaman itu dengan memenuhi syarat kesehatan.
"Tanaman yang mereka gunakan itu akan kita teliti kandungannya dengan ilmu pengetahuan. Selanjutnya, kita bersama mereka produksi obat yang lebih moderen," sebutnya.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Ide Gubernur NTT
Ia mengatakan, ide besar Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat untuk menjadikan Provinsi NTT memproduksi obat sendiri lewat tanaman yang tumbuh subur di wilayah Sikka perlu didukung.
"Asumsinya adalah kita punya potensi besar, kalau Indonesia baru memproduksi obat Kina, dimana tempat produksi obat kina ini berada di Bandung," sebutnya.
Sementara, Lutvina Lio, dukun patah tulang asal Nita Kloang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, mengatakan, dengannya ramuan tumbuh-tumbuhan yang ia miliki secara turun-temurun sudah bisa menyembuhkan ratusan orang yang mengalami patah tulang.
"Hampir semua jenis pasien patah tulang baik yang patah tulang berat maupun ringan sudah saya sembuhkan dengan ramuan daun," ungkapnya.
Sejak tahun 1989, ia mengaku sudah mulai mengobati pasien patah tulang dengan ramuan tradisional, dan hampir ribuan orang yang sembuh dan bisa berjalan normal kembali.
"Cara pengobatannya dengan daun yang dicampur bawang, kaliraga (jeringau atau jeringo) dan direbus sampai masak lalu diuapkan ke tulang yang patah lalu ditempel dengan beberapa daun yang memiliki khasiat untuk menyembuhkan tulang patah," katanya.
Ia menyarankan, setelah mendapat ramuan tradisional, harus diimbangi dengan obat dari dokter untuk menyembukan lukah dalam tubuh.
Advertisement