Lebih Efektif, Siswa di Kupang Belajar Jarak Jauh Pakai Radio Handy Talkie

Meminimalisasi ketimpangan yang terjadi di tengah pandemi covid-19, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) wilayah 01 Kupang membantu menunjang proses belajar mengajar siswa, dengan memasang perlengkapan radio di Sekolah Dasar Inpres Liliba Kota Kupang.

oleh Ola Keda diperbarui 15 Agu 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2020, 13:00 WIB
Pembelajaran Daring
Foto: Pelajar SDI Liliba, Kota Kupang, NTT, sedang belajar menggunakan handy Talki

Liputan6.com, Kupang - Tidak semua siswa sekolah memiliki handphone berbasis Android untuk bisa mengikuti proses belajar mengajar menggunakan jaringan internet atau secara daring.

Di wilayah Nusa Tenggara Timur, banyak orangtua mengeluhkan ketiadaan biaya untuk membeli paket data internet. Bahkan, ada yang nekat menumpang wifi tetangga demi lancarnya proses belajar anak.

Meminimalisasi ketimpangan yang terjadi di tengah pandemi covid-19, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) wilayah 01 Kupang membantu menunjang proses belajar mengajar siswa, dengan memasang perlengkapan radio di Sekolah Dasar Inpres Liliba Kota Kupang, Jumat (14/8/2020).

"RAPI wilayah 01 mengambil alih membantu persoalan itu. Harga HT itu sangat murah dan tanpa harus isi pulsa, jaringannya pun lancar," ujar Ketua Daerah RAPI Nusa Tenggara Timur, Simon Pelokila.

Menurut Simon, peran RAPI masih sangat terbatas, tetapi karena semangat ikut mencerdaskan anak bangsa di tengah pandemi, pihaknya berhasil memasang antena yang bisa digunakan untuk proses belajar mengajar bagi siswa sekolah dasar inpres Liliba.

"Sebelum digunakan hari ini, kita sudah mengenalkan peralatan kepada para siswa, memberi penjelasan detail sehingga mereka menggunakan radio ini dengan baik. Kita butuh waktu hanya satu minggu untuk perkenalkan peralatan kepada para siswa," jelasnya.

Kepala Sekolah Dasar Inpres Liliba, Yohanes Jogo Tukan mengucapkan terima kasih kepada RAPI wilayah 01 Kupang karena telah berupaya melengkapi media pembelajaran di tengah pandemi.

"Upaya yang dilakukan oleh sekolah dasar inpres Liliba adalah belajar online dan offline. Online menggunakan aplikasi seperti grup WhatsApp serta Google Class Room, sementara offline itu kita kunjungi rumah siswa, namun masih belum maksimal," ungkapnya.

"Terima kasih, dalam kesulitan saat ini masih ada pihak lain yang peduli terhadap pendidikan," tambahnya.

Sementara itu, Nadine Toy, siswa kelas enam sekolah dasar inpres Liliba mengaku, lebih efektif belajar menggunakan radio dibanding handphone android. Radio hanya charger sedangkan android harus ada paket internet.

"Radio lebih bagus karena lebih fokus belajar dan suasananya seperti belajar di dalam kelas. Kalau android lebih banyak bermain, jadi tidak efektif, belum lagi harus siap uang beli paket internet," dia menandaskan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya