Surat Terbuka Dokter Jantung Kepada Gubernur Sumbar, 'Benteng Terakhir Hampir Kolaps'

Penyebaran virus Corona di Sumbar satu bulan terakhir cukup signifikan.

oleh Novia Harlina diperbarui 31 Agu 2020, 09:34 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2020, 09:00 WIB
Mengintip Ruang Isolasi Pasien Virus Corona di RSUP Persahabatan
Tim medis saat menangani pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau COVID-19 di ruang isolasi Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020). RSUP Persahabatan menangani 31 pasien dalam pemantauan dan pengawasan dari potensi terpapar virus corona. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Padang - Seorang dokter jantung yang bertugas di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, M Fadil, menulis surat terbuka terkait penanganan virus Corona Covid-19 untuk Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.

Dalam surat yang disampaikan di WhatsApp Group itu, ia menyoroti mulai tumbangnya benteng terakhir, yakni tenaga medis akibat virus Corona.

Fadil juga meminta Gubernur Sumbar agar kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Sumbar, agar virus Corona Covid-19 bisa diantisipasi seperti beberapa waktu lalu.

Berikut surat terbuka dr. M Fadil SpJP :

Yth. Pak Gubernur dan seluruh staf serta para tokoh masyarakat di WAG Kawal Covid 19,

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

“Benteng terakhir hampir kolaps, kita hampir kalah”

Saat ini tenaga kesehatan, baik itu dokter spesialis, dokter residen dan perawat di RSUP dr. M. Djamil dan di beberapa RS lain di kota Padang sudah mulai tumbang, beberapa di antaranya sudah terkonfirmasi positif ada yg dengan gejala ada yang tanpa gejala. Bila saya perhatikan, hal ini dikarenakan perilaku masyarakat yang abai, tidak patuh dengan protokol kesehatan, masih takut tapi sebatas untuk berghibah dan mencaci saja, sering menakuti dengan data seperti hobi membagikan data pribadi orang lain, tapi perilaku yang diterapkan bertolak belakang dengan protokol seharusnya, masih enggan untuk diperiksa padahal ada kontak dan yang lebih parahnya, sudah tahu ada gejala dan kontak erat tapi mendiamkan saja.

Bila ini dibiarkan, bukan tidak mungkin Padang akan berubah menjadi seperti Surabaya. Mohon agar Pak Gubernur melakukan antisipasi yang kongkret seperti pemberlakuan ulang PSBB, tutup semua gerai makanan yang bersifat dine in atau makan di tempat, tracing dan testing ditingkatkan, dan stop menyebar data pribadi. Bila memang ada orang yang dirasa kurang amanah, keluarkan saja dari WAG yang mampu mengakses data pribadi tersebut. Beri dukungan penuh berupa APD lengkap kepada RS rujukan covid, edukasi yang masif kepada masyarakat, support dr. Andani dan tim secara moral dan materil, karena mereka bekerja sampai subuh untuk melakukan pemeriksaan, apabila diperlukan tambahan SDM, reagen dan peralatan, mari kita carikan solusinya.

Status Bagian Jantung di RSUP M. Djamil saat ini sudah Merah, darurat. Bila ini dibiarkan maka pasien yang serangan jantung pun takkan bisa tertolong lagi.

Mohon agar surat terbuka saya ini bisa membangkitkan tingkat kewaspadaan Bapak dan Ibu semua.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hormat saya, dr. M. Fadil SpJP

Setelah dikonfrimasi, ia menyebut RSUP M Djamil merupakan pusat rujukan jantung regional Sumatera bagian tengah, dokter yang mampu intervensi pada penyakit jantung koroner ada tiga orang, termasuk dirinya.

Kemudian salah satu dari tiga tenaga medis itu kini sudah terkonfirmasi positif Covid-19. Jika yang tersisa dua lagi ini juga terpapar, maka bila terjadi serangan jantung tidak ada lagi yang bisa menolong.

"Saya berharap surat tersebut dibaca gubernur dan dipertimbangkan," ujarnya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Perkembangan Corona Sumbar

Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) pada layar pemantau di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Sampai hari ini, Posko COVID-19 DKI Jakarta terlah dihubungi 3.580 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Penyebaran virus Corona Sumbar dalam satu bulan terakhir terus meningkat. Bahkan, beberapa hari terakhir penambahan pasien per hari rata-rata lebih dari 80 orang.

Hal tersebut karena semakin tingginya mobilitas masyarakat dan masih ada yang abai dengan protokol kesehatan.

Data per 30 Agustus 2020, total pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumbar mencapai 2.067 orang, 1.194 di antaranya sudah sembuh dan 56 jiwa meninggal dunia. Sementara sisanya masih isolasi.

Kemudian total jumlah sampel masyarakat Sumbar yang diambil 98.608 orang, lalu untuk spesimen sampel yang diperiksa mencapai 115.133 sampel.

"Positif rate hingga kini 2,10 persen," kata juru bicara Gugus Tugas Penanganan Corona Sumbar, Jasman Rizal.

Jasman mengimbau masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan menjaga jarak ketika beraktivitas di luar rumah.

"Jangan lupa sering mencuci tangan," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya