Jaga Pariwisata Bali, Gubernur Koster: Perkuat adat istiadat dan kearifan lokal

Gubernur Bali, Wayan Koster mengajak sema masyarakat Bali memperkuat adat istiadat dan kearifan lokal untuk menjaga pariwisata Bali.

oleh Dewi Divianta diperbarui 02 Sep 2020, 22:30 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2020, 22:30 WIB
Gubernur Bali, Wayan Koster
Gubernur Bali, Wayan Koster (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Denpasar Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan untuk menjaga pariwisata Bali dirinya mengajak masyarakat terus memperkuat dan memperkokoh adat istiadat, budaya serta kearifan lokal Bali. "Mari kita tetap jalankan ajaran leluhur pendahulu kita, laksanakan piodalan dengan baik sebagai cihna persembahan kepada Ratu Bhatara," kata Gubernur Koster saat menghadiri Karya Ngaturang Pekelem Penegteg Gumi Pura Luhur Gunung Agung yang dirangkaikan dengan Aci Purnamaning Ketiga Odalan di Pura Sad Khayangan Desa Pura Pasar Agung Desa Adat Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Rabu (2/9/2020).

Menurutnya, Bali sangat kecil secara wilayah punya aura sakral dan metaksu (aura) dengan sisi spiritual kuat yang membuat Pulau Seribu Pura menjadi daya tarik  unik bagi masyarakat luar.

"Hasilnya, kehidupan di Bali selalu tenteram, perekonomian baik dan mampu mensejahterakan masyarakat. Hal ini harus kita jaga bersama karena itu yang membedakan kita dari daerah lain," ujar Koster.

Koster mengingatkan bahwa Bali memiliki kekayaan budaya yang unik, bukan gas, batubara atau minyak bumi. “Itu warisan leluhur yang sudah luar biasa,” kata dia.

"Ini. Sekarang saya proteksi. Saya harus jaga dan bentengi. Kalau sampai rusak, maka kita di Bali akan berbahaya. Bisa dikutuk leluhur dan Ida Bhatara kita," kata Gubernur yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali.

Baginya, Koster melanjutkan, untuk menjaga taksu alam Bali harus menjadi perhatian besarnya lewat 40 peraturan yang disusun dalam dua tahun di awal kepemimpinannya. "Perda dan Pergub yang telah diterbitkan akan menjadi dasar pembangunan di Bali. Perkuat adat istiadat dan kearifan lokal melalui penguatan desa adat," ujarnya.

"Saya merancang perlindungan kawasan suci Besakih. Ditata agar rapi dan indah dengan nilai pembangunan total 900 miliar rupiah. Besakih itu hanya ada satu di dunia, leluhur kita sudah  merancang dengan luar biasa. Kita sekarang sebagai penerus harus bisa merawat," ucapnya, bersemangat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya