Operasi Sayap Tarsius Amankan Wilayah Perairan Laut Sulut

Komandan Lanud Sam Ratulangi Kolonel Pnb Abram Tumanduk menjamin masyarakat Sulut dapat senantiasa tenteram dan aman dalam melakukan aktivitas kesehariannya

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 04 Sep 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2020, 14:00 WIB
Pilot pesawat Pesawat Boeing 737-200 dengan tail number AI-7304 Mayor Pnb Hendro Sukamdani didampingi Co-Pilot Lettu Pnb Hafiz Avinata dalam ruang cockpit pesawat.
Pilot pesawat Pesawat Boeing 737-200 dengan tail number AI-7304 Mayor Pnb Hendro Sukamdani didampingi Co-Pilot Lettu Pnb Hafiz Avinata dalam ruang cockpit pesawat.

Liputan6.com, Manado - Demi mengamankan wilayah perairan laut Sulawesi, termasuk Sulut, TNI AU mengggelar Operasi Sayap Tarsius. Pesawat Boeing 737-200 dengan tail number AI -7304 diawaki Mayor Pnb Hendro Sukamdani didampingi Co-Pilot Lettu Pnb Hafiz Avinata melaksanakan misi ini.

Rute dari Lanud Mulyono Surabaya, Lanud Domber Balikpapan, Lanud Anang Busra Tarakan, Jalaludin Gorontalo, dan kembali ke home base Lanud Hasanuddin Makassar, Kamis (3/9/2020).

Sukamdani mengatakan, pesawat AI-7304 ditempatkan di Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin. Dan sesuai dengan tugas pokok Skadron Udara 5 maka kehadiran AI 7304 dalam hal ini melaksanakan misi pengintaian udara strategis maupun patroli maritim di daerah operasi seluruh wilayah perairan Indonesia.

Khususnya saat ini di atas Laut Sulawesi Berdasarkan laporan rencana penerbangan oleh Kapuskodal Komando Operasi II Letkol Pnb Agus Rohimat kepada Pangkoopsau II.

“Melakukan Operasi Sayap Tarsius dan sekaligus memantau beberapa daerah,” ujarnya.

Tujuan utama operasi itu adalah untuk memberikan informasi serta gambaran kondisi daerah dan pengamatan kemungkinan adanya pelanggaran wilayah udara, sekaligus mengambil gambar video dan foto daerah.

Komandan Lanud Sam Ratulangi Kolonel Pnb Abram Tumanduk menjamin masyarakat Sulut dapat senantiasa tentram dan aman di dalam melakukan aktivitas kesehariannya.

“Sebab ada mata yang senantiasa menjaga. Seperti saat ini posisi AI-7304 landing di Gorontalo,” ujarnya.

Tumanduk mengatakan, jika ditemukan adanya pelanggaran wilayah udara, maka akan ada tindakan oleh pesawat Sukhoi. Kelemahan yang ada saat ini, tidak adanya Skadron Tempur yang berada dekat dengan spot perbatasan dengan negara tetangga Filipina.

“Sehingga perlu adanya penguatan perbatasan laut di Sulut melalui pertahanan dan keamanan yang menggunakan teknologi untuk penguatan perbatasan Indonesia dan Filipina,” papar dia.

Simak juga video pilihan berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya