Sragen - Sebanyak 15 warga Dukuh Cangkol RT 002 dan 017, Desa Cangkol, Kecamatan Plupuh, Sragen, terkonfirmasi positif terpapar virus corona jenis baru atau Covid-19.
Diduga penularan terjadi setelah mereka mengikuti takziah yang digelar pekan lalu. Hasil swab ke-15 warga itu diumumkan pada Jumat (4/9/2020).
Advertisement
Baca Juga
Lima belas warga Kecamatan Plupuh, Sragen itu merupakan hasil tracing contact dari satu perempuan yang lebih dulu terkonfirmasi positif Covid-19. Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang sayur keliling itu diduga tertular virus corona saat kulak di Pasar Gemolong.
Karena berkontak erat dengan warga lain yang terkonfirmasi positif corona, pedagang keliling tersebut kemudian menjalani tes swab yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen.
Selama menunggu hasil uji swab, perempuan itu diminta tetap di rumah, namun dia justru ikut takziah.
“Selama hasil swab belum keluar, oleh DKK dia sudah diminta menjalani isolasi mandiri di rumah dan jangan pergi ke mana-mana. Namun, dia malah ikut takziah karena saudaranya meninggal dunia. Mungkin dia merasa badannya sehat bugar tanpa gejala sehingga tidak percaya kalau dia membawa virus. Namanya takziah di sana sudah pasti bertemu banyak orang,” ujar Kepala Desa Cangkol, Sragen, Suwandi, kepada Solopos.com, Sabtu (5/9/2020).
Simak Video Puluhan Berikut Ini:
Dukuh Cangkol Lockdown
Warga Cangkol, Plupuh, dibuat geger setelah perempuan yang bekerja sebagai pedagang sayur keliling itu dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab.
Sebanyak 21 warga Dukuh Cangkol yang menjalin kontak dengan yang bersangkutan saat takziah kemudian diwajibkan mengikuti tes swab.
Hasilnya, 15 warga di antaranya dinyatakan positif dan enam warga dinyatakan negatif. Pada Sabtu malam, 15 warga itu akan dijemput petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen untuk menjalani isolasi di kompleks Gedung Technopark Ganesha Sukowati.
Saat ini, Dukuh Cangkol juga sudah menutup akses masuk atau lockdown. Suwandi menilai penularan Covid-19 saat takziah di Cangkol, Plupuh bisa terjadi karena warga tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker.
“Selama ini, kesadaran warga untuk menjaga protokol kesehatan masih kurang. Saat takziah, banyak yang tidak memakai masker. Padahal setiap warga sudah dikasih masker. Mereka seperti tidak peduli dengan Covid-19. Saya sendiri yang memakai masker malah terlihat seperti orang asing. Tapi, mudah-mudahan setelah ini kesadaran warga lebih meningkat,” ujar dia.
Dapatkan berita menarik Solopos.com lainnya, di sini:
Advertisement