Bocah Piatu Penjual Nasi Angkringan Itu Kini Kuliah di PTN

Didi memang lolos seleksi PTN jalur undangan, namun ia tidak mempunyai cukup biaya untuk membayar registrasi

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 08 Sep 2020, 00:30 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2020, 00:30 WIB
Anak piatu berprestasi yang rela berjualan nasi di angkringan itu sekarang berkuliah di Unnes Semarang. (Foto: Liputan6.com/Heni Purwono untuk Muhamad Ridlo)
Anak piatu berprestasi yang rela berjualan nasi di angkringan itu sekarang berkuliah di Unnes Semarang. (Foto: Liputan6.com/Heni Purwono untuk Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Didi Khomsa Prasetyana, bocah piatu berprestasi yang sempat viral karena pagi sekolah dan malam berjualan nasi goreng di angkringan sempat pesimis bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, atau kuliah.

Didi memang lolos seleksi PTN jalur undangan, namun ia tidak mempunyai cukup biaya untuk membayar registrasi.

Harapan kembali mengembang setelah ia masuk dalam daftar penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Ia bisa kuliah di jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Didi bisa kuliah berkat kepedulian gurunya ketika di SMAN 1 Sigaluh. Mereka menggalang dana untuk membayar biaya registrasi.

Setelah registrasi terbayar, Didi mengurus beasiswa KIP Kuliah. Ia menyurati Rektor Unnes agar bersedia menerima permohonan beasiswa KIP Kuliahnya.

Gayung bersambut, Rektor Unnes menerima permohonan beasiswa Didi dan dua rekan sesekolahnya.

“Awalnya memang agak ribet dan saya sempat pesimis. Tapi akhirnya banyak guru yang peduli dan membantu jalan keluarnya” katanya, Senin (7/9/2020).

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Sosok Pekerja Keras

Anak piatu berprestasi yang rela berjualan nasi di angkringan itu sekarang berkuliah di Unnes Semarang. (Foto: Liputan6.com/Heni Purwono untuk Muhamad Ridlo)
Anak piatu berprestasi yang rela berjualan nasi di angkringan itu sekarang berkuliah di Unnes Semarang. (Foto: Liputan6.com/Heni Purwono untuk Muhamad Ridlo)

Kepedulian para guru tak lepas dari budaya kekeluargaan yang kental di SMAN 1 Sigaluh. Sekolah bersedia membantu jika ada siswa dari keluarga tidak mampu.

Keberhasilan Didi misalnya. Sekolah melihat Didi sebagai pekerja keras dan berprestasi. Para guru kemudian membuka jalan agar Didi bisa melanjutkan perjalanan meraih cita-citanya menjadi guru.

“Tahun ini ada 14 siswa kami yang diterima PTN, dan enam di antaranya mendapatkan beasiswa KIP Kuliah,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Negeri 1 Sigaluh, Heni Purwono, dalam keterangan tertulis.

Kini, Didi tidak lagi berjualan setiap malam. Sembari menunggu masa aktif perkuliahan secara daring, ia menjadi relawan juru masak di Rumah Makan Rakjat, rumah makan yang menyediakan makanan gratis untuk warga kurang mampu di kawasan kota Banjarnegara.

“Saya ingin terus berbuat kebaikan untuk orang lain, karena saya yakin hal itu akan kembali lagi kepada saya,” ujar Didi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya