Cerita Jatuh Bangun Petani Hidroponik Gorontalo Berjuang di Tengah Terpaan Pandemi

Pandemi yang hingga kini melanda bangsa Indonesia melumpuhkan segala sektor. Selain menimbulkan masalah kesehatan, pandemi Covid-19 juga berdampak besar pada sektor perekonomian nasional.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 21 Okt 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2020, 07:00 WIB
Rudy Adam petani hidroponik Gorontalo yang usahanya bertahan meski di tengah pandemi (Liputan6.com/Gorontalo)
Rudy Adam petani hidroponik Gorontalo yang usahanya bertahan meski di tengah pandemi (Liputan6.com/Gorontalo)

Liputan6.com, Gorontalo - Pandemi yang hingga kini melanda bangsa Indonesia melumpuhkan segala sektor. Selain menimbulkan masalah kesehatan, pandemi Covid-19 juga berdampak besar pada sektor usaha hingga perekonomian nasional.

Namun, tidak dengan pria yang satu ini. Rudy Adam pria yang akrab disapa Om Rudy ini merupakan warga Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo. Dia mampu bertahan dengan usaha hidroponik di tengah pandemi ini.

Meski ia sudah lama malang melintang di dunia pertanian, baginya budidaya hidroponik merupakan hal baru, sebab kurang lebih setahun, ia baru melakoni usaha itu dengan kemampuan seadanya.

Seperti sektor usaha lainnya, pasti terdampak dengan adanya pandemi. Namun, bagi Rudi tidak. Ia malah ketiban rezeki meski pandemi belum berakhir.

Kebutuhan sayur yang diproduksinya kian hari terus meningkat. Bahkan, permintaan saat ini malah nyaris tak dapat dilayani, mulai dari supermarket, minimarket hingga pembeli yang datang langsung ke kebun miliknya.

"Saat ini permintaan meningkat, pembeli cukup banyak," kata Rudy.

Menurut Rudy, saat awal diumumkannya pandemi oleh WHO, sangat memukul usahanya. Namun, ia tetap memproduksi meski permintaan sangat kurang.

"Sangat berdampak saat di awal pandemi, apalagi waktu itu Gorontalo sempat PSBB, pendapatan bisa dibilang hampir tidak ada," ujar Rudy.

Ketekunannya dalam mengelola usaha hidroponik di tengah pandemi akhirnya berbuah manis. Saat ini, ia mulai kebanjiran permintaan yang hampir tidak bisa terlayani.

"Saat ini saya melayani permintaan dari dalam maupun luar Gorontalo, belum lagi yang datang ke kebun," tuturnya.

Rudy bercerita, usaha hidroponik itu sebenarnya cukup mudah. Namun, menyadarkan orang untuk mengonsumsi sayuran atau buah non-pestisida seperti ini sangatlah susah.

"Harganya yang relatif mahal membuat hidroponik kurang untuk diminati, jadinya terlebih dahulu saya harus mengampanyekan tentang sayur sehat," tutur Rudy.

Melalui akun media sosial pribadinya, ia terus menyatakan pentingnya mengonsumsi sayuran sehat untuk menjaga imunitas. Sebab, imunitas saat ini sangat dibutuhkan manusia untuk mencegah terpapar Covid-19.

"Akhirnya, masyarakat mulai sadar akan itu, dan permintaan Alhamdulillah meningkat meski pandemi belum berakhir," ungkapnya. 

Harapannya, kata Rudy, pemerintah bisa memperhatikan peluang usaha ini. Sebab, dia sudah memberikan contoh bisa bertahan meski harus berjuang mengembangkannya sendiri. 

"Apalagi kalau sudah didukung oleh pemerintah pasti saya yakin dan percaya usaha hidroponik di Gorontalo bisa maju pesat," dia menandaskan. 

Simak juga video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya