Liputan6.com, Palembang - Joko tidak sendirian. Para perantau asal Pati seperti Joko, berprofesi sama yaitu penjual pempek Palembang keliling di Kota Palembang Sumsel.
Rantau yang semula ramah bagi mereka untuk mencari rezeki, di tengah pandemi Covid-19 ini, kini membutuhkan kerja ekstra untuk bisa mengirimkan rupiah ke kampung halaman.
Advertisement
Baca Juga
Surahman (32), yang juga merupakan perantauan asal Pati, kota di wilayah Pantai Utara Jateng harus memutar otak agar pempek yang dibawanya laku terjual.
Minimnya aktivitas warga akibat pembatasan pergerakan warga selama pandemi, membuat Surahman harus bekerja ekstra mengitari banyak lokasi di sekitar Kota Palembang.
“Saya pernah mengantongi untung Rp 50.000 dalam satu hari. Uang itu harus disisihkan sebagian untuk mengirim ke keluarga di Pati,” katanya, saat ditulis Senin (26/10/2020).
Dia mengaku sebelum pandemi Covid-19, 750 buah pempek Palembang yang dijajakannya habis dalam sehari. Konsumennya anak sekolah, pegawai kantor hingga para pengunjung pusat perbelanjaan.
Kini, dia hanya bisa membawa maksimal 500 pempek dalam sehari. Pempek yang dia ambil dari produsen di kawasan Sekip Ujung, Palembang, kini hanya laku maksimal 350 buah per hari.
“Biasanya jualan mulai pukul 06.00 WIB sampai sore hari. Kalau sebelum pandemi Covid-19, setiap pagi saya jualan di depan sekolahan. Tapi sekarang sekolahan libur, jadi terpaksa harus berkeliling ke berbagai tempat,” ucapnya.
Salah satu tempat favoritnya untuk menggelar dagangannya adalah Rumah Sakit Umum Daerah Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang. Namun, waktunya terbatas. Hanya satu jam saja, mulai dari jam 09.00-10.00 WIB.
Karena pedagang pempek Palembangyang rutin berjualan di lokasi itu sudah datang, akhirnya Surahman bergeser ke kawasan perkantoran di Jalan Demang Lebar Daun Palembang Sumsel.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Berpindah Tempat Jualan
Tapi, di lokasi yang baru pun tidak bisa lama. Hanya sekitar 90 menit karena sama seperti di RSUD Mohammad Hoesin, pedagang pempek lainnya akan masuk. Dia sadar harus berbagi rezeki dengan rekannya yang lain.
Strategi berpindah tempat juga dilakukan Wiro dan ayahnya, Anto, perantau asal Pati Jateng ini, yang juga berdagang pempek Palembang.
“Biasanya saya berjualan di Jalan POM XI Palembang, tapi sekarang harus berkeliling ke berbagai tempat agar jualannya laris Ayah saya juga, biasanya berjualan di kawasan Cilentang, tapi sekarang harus berputar sampai ke kawasan Perumnas Palembang,” ujarnya.
Advertisement