PSBI Salurkan 750 Unit Alat Kesehatan dan 3.500 Paket Sembako di Kabupaten Samosir

Sebagai bentuk kepedulian di tengah pandemi virus corona Covid-19, Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) menyalurkan sebanyak 750 unit alat-alat kesehatan dan 3.500 paket sembako kepada masyarakat di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut).

oleh Reza Efendi diperbarui 29 Okt 2020, 16:20 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2020, 16:20 WIB
Effendi MS Simbolon
Penyerahan secara simbolis dan terbatas dilangsungkan di halaman Geopark Kaldera Toba, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Samosir.

Liputan6.com, Samosir Sebagai bentuk kepedulian di tengah pandemi virus corona Covid-19, Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) menyalurkan sebanyak 750 unit alat-alat kesehatan dan 3.500 paket sembako kepada masyarakat di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut).

Penyerahan secara simbolis dan terbatas dilangsungkan di halaman Geopark Kaldera Toba, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Samosir. Alat kesehatan yang disalurkan berupa Polymerase Chain Reaction (PCR) Swab, Swab Anti Gen, Rapid Test, masker, alat pelindung wajah, disinfektan, eukaliptus, dan lainnya.

"Kita menyadari begitu dalam penderitaan dalam hal menghadapi Covid-19. Kami dari PSBI yang berasal dari Samosir, dan di Pusuk Buhit ini berawal marga-marga suku Batak. Karena itu, rasa kebersamaan masyarakat Samosir, rasa peduli, kami memberikan bantuan," kata Ketua Umum PSBI, Effendi Muara Sakti Simbolon, didampingi istrinya, Desy Trinita Tobing, Kamis (29/10/2020).

Dijelaskan Effendi, bantuan diberikan secara periodik, seperti ke rumah ibadah Katolik dan Protestan. Di Kabupaten Samosir terdapat 9.000 kepala keluarga. Pada Juli 2020, PSBI sudah menggelontorkan bantuan sebanyak 7.000 paket yang ada di 33 sektor.

"Bantuan diberikan sebagai bentuk rasa cinta kasih kepada sesama. Bantuan yang diberikan bukan hanya untuk marga Simbolon saja, tetapi untuk semua masyarakat yang ada di Samosir," sebut Effendi, yang juga Anggota DPR RI.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bentuk Dukungan PSBI

Effendi MS Simbolon
Pihak rumah sakit sudah membuat proposal terkait permintaan laboratorium untuk mendukung Satgas Penanganan Covid-19 di Provinsi Sumut dalam menekan angka sebaran kasus.

Penyerahan bantuan berupa alat kesehatan juga sebagai bentuk dukungan PSBI kepada pemerintah, terutama tenaga medis dan dokter dalam menangani pasien Covid-19. Terlebih Samosir salah satu destinasi pariwisata primadona dengan Danau Toba yang telah diakui Eksekutif United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), yang idealnya menjadi zona hijau.

"Kami dengar dari Direktur Rumah Sakit Samosir, mereka berharap Pemerintah Pusat, Kementerian Kesehatan, BNPB, dan Satgas, bisa menyiapkan serta menyediakan peralatan lanjutan laboratorium," ucapnya.

Disebutkan Effendi, pihak rumah sakit sudah membuat proposal terkait permintaan laboratorium untuk mendukung Satgas Penanganan Covid-19 di Provinsi Sumut dalam menekan angka sebaran kasus, sekaligus memenuhi target uji lab yang diberikan WHO, yaitu 2.500 spesimen per hari. Kementerian Kesehatan belum menanggapi permintaan tersebut.

"Kami akan mengunjungi Menkes dan Satgas Covid-19 agar ini menjadi atensi, agar jumlah lab di Sumut ditambah dari yang sudah ada," sebutnya.

Kasus Covid-19 di Samosir

Salurkan bantuan
Pihak rumah sakit berharap pemerintah menyediakan laboratorium untuk mendeteksi dini kasus penyebaran Covid-19.

Pemberian bantuan tersebut dihadiri Direktur Rumah Sakit Daerah (RSUD) Adrianus Sinaga, Friska Situmorang. Diungkapkan Adrianus, per 28 Oktober 2020 pukul 16.00 WIB, kasus Covid-19 yang tercatat di Samosir ada 33 kasus, konfirmasi 5, sembuh 26, dan meninggal dunia 2 orang.

Meski angka itu terbilang kecil, pihak rumah sakit berharap pemerintah menyediakan laboratorium untuk mendeteksi dini kasus penyebaran Covid-19. Mengingat sejak memasuki era normal baru, kawasan wisata Samosir ramai dikunjungi wisatawan lokal.

Disampaikan Friska, keterbatasan alat menyebabkan pihaknya harus menunggu hasil swab selama minimal 8 hari, dan hasilnya sangat tidak efektif. Pihaknya berharap dibantu dengan proposal yang sudah dikirimkan ke Kementerian Kesehatan.

"Ini sangat kami butuhkan. Ruangan sudah kami siapkan, kami berharap hasil test lab bisa lebih cepat dan membantu kami," ucap Friska di hadapan Effendi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya