Seniman Ketoprak di Demak Rela Rogoh Kocek Pribadi Demi Bisa Pentas Lagi

Larangan berkumpul saat pandemi Covid-19 selama berbulan-bulan membuat seniman ketoprak di Demak terpukul dan mati suri.

oleh Kusfitria Marstyasih diperbarui 17 Nov 2020, 05:00 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 05:00 WIB
Ketoprak Demak
Di tengah pandemi Covid-19, para seniman ketoprak yang tergabung dalam Paguyuban Kethoprak Sayung Mulyo itu tak bisa terus-terusan berdiam diri dan menerima nasib begitu saja. Mereka mulai pentas kembali. (Liputan6.com/ Kusfitria Marstyasih)

Liputan6.com, Demak - Larangan berkumpul saat pandemi Covid-19 selama berbulan-bulan membuat seniman ketoprak di Demak terpukul dan mati suri. Selain kehilangan mata pencarian, mereka juga diselimuti rasa bosan yang luar biasa karena tidak bisa mengekspresikan karya seperti biasanya di atas panggung di hadapan penonton. 

Namun para seniman ketoprak yang tergabung dalam Paguyuban Kethoprak Sayung Mulyo itu tak bisa terus-terusan berdiam diri dan menerima nasib begitu saja. Paguyuban ketoprak asal Demak Jawa Tengah ini mulai pentas kembali. Bedanya, jika biasanya mereka diundang dan mendapat bayaran, kali ini sebaliknya, para seniman rela membayar iuran dari kocek pribadi untuk tetap bisa berlakon dan dinikmati semua orang meski hanya pentas virtual.

Minggu (15/11/2020), Kethoprak Sayung Mulyo menyuguhkan pentas ketoprak virtual berjudul Mas Karebet yang bisa dinikmati masyarakat luas melalui Youtube.

Mas Karebet merupakan kisah seorang Putra Ki Ageng Pengging yang mengabdi di Tingkir. Selama masa pengabdian tersebut, Mas Karebet bertemu Sunan Kalijaga dan mendapat petunjuk untuk berpindah mengabdi ke Kasultanan Demak Bintara.

Singkat cerita, Mas Karebet pun menjadi punggawa di Kasultanan Demak Bintara dan bahkan menjadi kesayangan junjungannya. Putri Cempaka bahkan jatuh hati padanya. Punggawa yang lain banyak yang iri terhadap nasib Mas Karebet yang mujur, maka dibuatlah tipu muslihat agar Mas Karebet diusir dari kasultanan.

Setelah terusir, Mas Karebet pun kembali berguru kepada Ki Ageng Banyu Biru hingga mendapatkan kesaktian. Berbekal ilmu yang diperolehnya selama berguru itulah, Mas Karebet memberanikan diri untuk kembali ke Kesultanan Demak Bintoro. Namun dalam perjalanan saat hendak menyeberangi sungai, ia dihadang seekor buaya. Karena kesaktiannya yang makin bertambah buaya pun dapat ditaklukan.

Sesampai di istana, ternyata ada kejadian yang membuat panik para penghuninya. Seekor kerbau yang disebut Kebo Danu mengamuk membabi buta. Hampir semua orang berilmu kanuragan tinggi berusaha melawan si kerbau tetapi taka da satupun yang berhasil melumpuhkannya. Mas Karebet yang mengetahui kejadian tersebut lalu turun tangan dan Kebo Danu lumpuh di tangannya. Sultan Trenggono yang menyaksikan peristiwa tersebut terkesima dan akhirnya mengangkat Mas Karebet menjadi menantu.

"Dari kisah tersebut kita dapat mengambil hikmah bahwa wong temen bakal tinemu artinya orang tekun walaupun sebesar apapun rintangan jika selalu berusaha dan tawakal maka akan tercapai cita-citanya," ungkap Maryoko (40), sutradara pementasan.

Yaimul Umam, Ketua Paguyuban Kethoprak Sayung Mulyo mengatakan hingga saat ini, anggotanya sudah 50 orang. Kemungkinan akan terus bertambah, sebab komunitasnya merangkul siapa saja yang peduli terhadap budaya Jawa.

"Meskipun berani pentas, tapi kami tetep patuh protokol kesehatan. Tetap lanjut berproses. Ini sudah yang ketiga kalinya. Selama pandemi tetap virtual, untuk mengedukasi masyarakat tentang budaya Jawa," katanya mantap.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya