Kapolda Sebut Kelompok MIT Ali Kalora di Balik Aksi Biadab Pembunuhan di Sigi

Selain membunuh, para pelaku diduga kelompok MIT pimpinan Ali Kalora kemudian membakar sekitar enam rumah warga setempat

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Nov 2020, 03:00 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2020, 03:00 WIB
Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Abdul Rakhman Baso, saat meninjau lokasi penyerangan kelompok yang diduga MIT di Dusun Lewono, Desa Lembantongoa
Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Abdul Rakhman Baso, saat meninjau lokasi penyerangan kelompok yang diduga MIT di Dusun Lewono, Desa Lembantongoa, Sigi, Sabtu (28/11/2020). (Foto: Polda Sulteng).

Liputan6.com, Sigi - Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Abdul Rakhman Baso menyebut delapan orang DPO kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora yang diduga pelaku kekerasan di Sigi.

“Dari keterangan saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kami konfirmasi dengan foto-foto DPO MIT Poso, ada kemiripan,” kata Baso, di Palu, Minggu, dikutip Antara.

Ia mengatakan kekerasan itu terjadi sekitar pukul 09.00 WITA Jumat (27/11), di salah satu rumah warga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang didatangi delapan OTK.

“Masuk lewat belakang mengambil beras kurang lebih 40 kilogram, setelah itu melakukan penganiayaan tanpa ada statement apa pun, menggunakan senjata tajam tanpa perikemanusiaan mengakibatkan empat orang korban,” katanya.

Ia mengatakan tidak cukup sampai di situ, para pelaku diduga kelompok MIT pimpinan Ali Kalora kemudian membakar sekitar enam rumah warga setempat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Toleransi di Desa Lemba Tongoa Sigi

“Saya sendiri sudah cek langsung ke TKP kemarin dan dari enam rumah ini empat yang terbakar habis dua hanya dapur bagian belakang itu pun bukan rumah inti rumah tambahan beratapkan alang-alang,” jelasnya.

Ia menjelaskan di tempat kejadian perkara (TKP) ada sekitar 50 rumah transmigrasi setempat dan dari semua rumah itu hanya sembilan yang dihuni tetap.

Dari sembilan rumah yang dihuni itu, bukan hanya warga dari satu suku dan agama saja, sehingga di sana terjalin toleransi yang sangat bagus di lokasi itu.

Ia menegaskan tujuan aksi kelompok yang disebut teroris MIT Poso ini tujuannya menakuti masyarakat dan memecah-belah kesatuan dan persatuan warga yang selama ini sudah baik terjalin.

“Jelas tujuan pelaku melakukan aksinya agar terjadi perpecahan kesatuan, khususnya menjalang Pilkada ini, karenanya jangan sampai terprovokasi,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya