Pengungsi Pilih Pulang Meski Gunung Merapi Masih Bergolak, Kenapa?

BPPTKG Yogyakarta menyebutkan bahwa aktivitas Gunung Merapi sampai dengan saat ini masih tinggi

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Des 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 11 Des 2020, 20:00 WIB
Aktivitas Warga dibawah Kaki Gunung Merapi
Aktivitas warga di bawah kaki Gunung Merapi, Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Jawa Tengah, Kamis (19/11/2020). Status Merapi sudah dinaikkan menjadi Siaga (level III) oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), sejak 5 November 2020. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Yogyakarta - Sebagian warga dari kawasan Gunung Merapi yang mengungsi di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dalam beberapa pekan terakhir kembali ke rumah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang, Edy Susanto di Magelang, Kamis, mengatakan para pengungsi Gunung Merapi mengalami kejenuhan sehingga mereka pulang ke rumah.

"Ternyata prediksi tersebut benar-benar terjadi dan sejak 26 November 2020, pengungsi dari Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun memutuskan kembali ke rumah," katanya, dikutip Antara.

Kemudian pada 30 November 2020, seluruh pengungsi dari Desa Ngargomulyo kembali ke rumah, kecuali kelompok rentan terdiri atas ibu hamil, ibu menyusui, lansia, anak-anak, dan disabilitas.

Selanjutnya pada 1 Desember 2020, katanya sebagian pengungsi dari Dusun Babadan II Desa Paten juga pulang dan tersisa 127 orang, pengungsi dari Desa Keningar pulang 26 orang. Total pengungsi yang sebelumnya sekitar 800 orang, kini tinggal 602 pengungsi.

Berdasarkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebutkan bahwa aktivitas Gunung Merapi sampai dengan saat ini masih tinggi.

"Gempa fase banyak sekarang 259, kemudian vulkanik dangkal 30, tetapi vulkanik dalam tidak ada. Kemudian deformasi kumulatif sudah hampir 5 meter, sedangkan erupsi tahun 2006 deformasi hanya 3 meter," katanya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya