Lima Hari Banjir Sepinggang, Sebagian Warga Banjarmasin Enggan Mengungsi

Hampir sepekan banjir melanda Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sebagian warga masih enggan mengungsi.

oleh Abdul Jalil diperbarui 19 Jan 2021, 22:15 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2021, 21:52 WIB
Jokowi meninjau banjir di Kalimantan Selatan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau banjir Kalimantan Selatan (Kalsel) dari atas jembatan Pakauman yang dilintasi Sungai Martapura, Kabupaten Banjar. (Dok Setpres)

Liputan6.com, Banjarmasin - Meski telah hampir sepekan banjir yang melanda beberapa wilayah di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, air masih merendam jalan dan pemukiman warga. Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin mencatat sebanyak 15.909 KK dengan 51.453 jiwa terdampak banjir.

Sebanyak 771 KK atau 1.821 jiwa warga banjarmasin terpaksa mengungsi ke tempat aman maupun titik pengungsian yang disediakan pemerintah daerah setempat. Ketinggian air yang didata masih berada dikisaran 50 sentimeter hingga satu setengah meter.

Namun beberapa warga di Kota Banjarmasin tetap enggan mengungsi. Mereka memilih tetap tidur di dalam rumah dan membuat panggung darurat.

Seperti warga di Komplek Cinta Damai, Kelurahan Kuripan, Banjarmasin Timur yang tidak mengungsi dan memilih untuk membuat panggung kecil di dalam rumah untuk tidur dan meletakkan barang-barang berharga.

Mereka yakin dapat bertahan dengan rutin membersihkan rumah dari kotoran yang masuk. Sementara alasan lain warga yang bertahan karena khawatir dengan barang-barang yang akan ditinggalkan jika mengungsi.

Salah seorang warga, Yansin, mengaku tetap bertahan meski banjir sudah nyaris seminggu.

“Malas saja mengungsi, merepotkan orang. Jadi bertahan sendiri,” kata Yansin, Selasa (19/1/2020).

Dia mengaku rutin membersihkan rumah dari kotoran maupun benda-benda yang masuk ke rumahnya. Yansin hanya berharap banjir segera surut.

“Untuk tidur bisa aja di atas kursi tidur. Ini sama anak keponakan ada tiga jadi delapan,” katanya.

 Warga lain, Fauzi Rahman, mengaku sengaja tidak mengungsi agar tidak ada yang menjarah rumahnya. Dia lebih memilih menjaga barang berharga.

“Bukannya kita tidak mau mengungsi, kalau semuanya mengungsi kita antisipasi kalau rumah ditinggal kosong takutnya nanti ada penjarah,” kata Fauzi.

Kekhawatiran lain adalah korsleting listrik. Fauzi sangat khawatir banjir membuat hubungan arus pendek listrik yang bisa menyebabkan kebakaran.

“Tidak tidak pernah banjir setinggi ini, baru sekarang terjadi dan ini yang paling parah. Kita harapkan bantuan dari pemerintah, terutama Pak Jokowi, Gubernur, dan Walikota untuk sembako saat ini kita cuman dapat satu hari satu bungkus nasi,” tambahnya.

Sebagian besar korban banjir yang bertahan di rumah masing-masing berharap bantuan dari pemerintah. Mereka berharap bisa mendapatkan bantuan makanan sehari-hari, obat-obatan, dan pakaian.

Simak juga video pilihan berikut

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya