Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Masih Tinggi, Warga Diimbau Selalu Waspada

Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi.

oleh Arie Nugraha diperbarui 28 Jan 2021, 16:40 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2021, 16:40 WIB
Gunung Merapi Erupsi, Warga Sleman Diungsikan
Awan panas dari bahan vulkanik mengalir menuruni lereng Gunung Merapi saat terjadi letusan di Sleman, Yogyakarta (27/1/2021). Gunung berapi paling aktif di Indonesia meletus pada Rabu dengan sungai lava dan awan gas yang membakar mengalir 1.500 meter (4.900 kaki) ke bawahnya. lereng. (AP Photo/Slam

Liputan6.com, Yogyakarta - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Provinsi Jawa Tengah, masih tinggi. Kondisi pada hari ini, Kamis (28/1/2021), pukul 10.13 WIB, terjadi awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 69 mm dan durasi 174.96 detik, tinggi kolom tak teramati berkabut,estimasi Jarak luncur 2000 m ke arah Barat Daya, hulu Kali Krasak, Boyong.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono mengatakan, selain awan panas guguran, Gunung Merapi juga mengeluarkan guguran lava. Eko mengatakan data seismik didominasi oleh kegempaan akibat aktivitas guguran. Untuk laju perubahan fisik gunung (deformasi EDM) cenderung landai.

"Masyarakat perlu mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di puncak Gunung Merapi," kata Eko.

Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya serta selalu mengikuti informasi aktivitas terkini dan rekomendasi dari BPPTKG, pemerintah daerah dan BPDB setempat.

Radius bahaya yang direkomendasikan dihindari oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM untuk Gunung Merapi, yaitu 5 kilometer dari puncak gunung.

Sementara laporan aktivitas Gunung Merapi oleh pengamat gunung api Rachmad Widyo Laksono, melalui situs magma.esdm.go.id periode 06.00-12.00 WIB menyebut, terjadi 1 kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 69 mm dan lama gempa 175 detik.

Selain itu terjadi pula 30 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-32 mm dan lama gempa 11-143 detik. Tiga kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-7 mm, dan lama gempa 15-19 detik. Empat kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 4-17 mm, S-P 0.6-0.9 detik dan lama gempa 6-9 detik.

"Pengamatan visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-I. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah timur. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah timur. Suhu udara sekitar 20-28 derajat Celcius. Kelembaban 65-77 persen. Tekanan udara 756-944 mmHg," tulis Rachmad dalam situs Magma.

Rekomendasi yang diterbitkan dalam situs tersebut, mengimbau Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.

Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB III) direkomendasikan untuk dihentikan. Sementara pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. 

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:


Infografis

Infografis Erupsi Gunung Merapi, Semeru, Sinabung
Infografis Erupsi Gunung Merapi, Semeru, Sinabung (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya