Gagal Kirim Makanan ke Gusti Moeng yang Terkurung di Keraton Solo, Abdi Dalem Menangis

Para abdi dalem keraton itu sempat adu mulut dengan sejumlah penjaga Keraton Solo. Mereka tidak terima saat para penjaga tidak memberikan jawaban yang jelas

diperbarui 14 Feb 2021, 02:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2021, 02:00 WIB
Yemmy Triana, ibu penari yang terkunci di dalam Keraton Solo menangis di Kori Kamandungan Keraton Solo, Sabtu (13/2/2021). (Solopos-Ichsan Kholif Rahman)
Yemmy Triana, ibu penari yang terkunci di dalam Keraton Solo menangis di Kori Kamandungan Keraton Solo, Sabtu (13/2/2021). (Solopos-Ichsan Kholif Rahman)

Solo - Sejumlah abdi dalem menangis di Kori Kamandungan, Keraton Solo, pada Sabtu (13/2/2021) siang. Para abdi dalem tidak diperbolehkan masuk mengirim logistik makanan kepada GKR Wandansari atau Gusti Moeng, GKR Timoer Rumbai, dan para abdi dalem yang terkunci di dalam keraton.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, para abdi dalem keraton itu sempat adu mulut dengan sejumlah penjaga Keraton Solo. Mereka tidak terima saat para penjaga tidak memberikan jawaban yang jelas.

“Para penjaga hanya bilang kalau mau koordinasi dulu. Mereka malah ambil video saya, memangnya saya artis,” papar abdi dalem Yemmy Triana, dikutip Solopos.com.

Yemmy merupakan orang tua dari Warna, abdi dalem yang terkunci di dalam bersama Gusti Moeng dan Rumbau. Ia menjelaskan sejak awal, logistik belum bisa masuk.

Yemmy mengkhawatirkan kondisi Gusti Moeng dan Timoer Rumbai yang sudah berusia tua. Ia menyebut hari ini para abdi dalem berdatangan untuk mengirim logistik, bahkan para abdi dalem dari Ponorogo sengaja datang ke Solo untuk mengetahui kabar dua putri Keraton itu.

“Pagi tadi anak saya sempat mengabarkan, kondisinya sehat. Gusti juga sehat,” imbuh Yemmy sembari menangis.

Yemmy menjelaskan selama terkunci di Keraton Kulon putrinya makan sayuran seperti daun singkong dan daun pepaya. Ia mengaku telah menjadi abdi dalem selama 33 tahun dan sangat mengenal Gusti Timoer.

Menurutnya, di tangan Gusti Timoer, seluruh masakan sayur menjadi sangat enak. Sehingga saat Gusti Timoer mengabarkan makan dedaunan di dalam Keraton, ia memastikan masakannya sangat enak.

“Saya membawakan makanan untuk Gusti. Peyek kacang dan teri itu makanan kesukaan Gusti,” papar Yemmy.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Klarifikasi Kubu PB XIII

Beberapa abdi dalem Keraton Solo menunggu di pintu untuk mengantarkan makanan kepada lima orang yang terkunci di dalam Keraton Solo, Jumat (12/2/2021). (Foto: Solopos)
Beberapa abdi dalem Keraton Solo menunggu di pintu untuk mengantarkan makanan kepada lima orang yang terkunci di dalam Keraton Solo, Jumat (12/2/2021). (Foto: Solopos)

Diberitakan, situasi Keraton Solo kembali memanas dengan munculnya isu pengurungan putri Raja PB XIII, GKR Timoer Rumbai, bersama GKR Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, dan tiga orang lainnya di dalam Kompleks Keraton sejak Kamis (11/2/2021).

Informasi yang dihimpun Solopos.com, ada perbedaan cerita antara versi GKR Timoer dengan versi kubu PB XIII yang tak lain ayahnya sendiri mengenai pengurungan tersebut. GKR Timoer menyebut dirinya dikurung di dalam Keputren kompleks Keraton Solo, tanpa makanan dan listrik. "Putri yang terkurung versi 2," demikian ia menyebut perlakuan terhadapnya.

Sedangkan versi kubu PB XIII menyebut tidak ada pengurungan terhadap GKR Timoer, Gusti Moeng, dan tiga orang lainnya yang hingga Jumat (12/2/2021) malam masih bertahan di Keraton.

KlarifikasiWakil Pengageng Sasana Wilopo Keraton Solo, KRA Dani Nuradiningrat, selaku utusan PB XIII Hangabehi, mengatakan GKR Timoer dan Gusti Moeng datang sendiri ke Keraton dan masuk tanpa izin dari Sinuhun PB XIII.

"Tidak dikurung, kapan saja mereka mau keluar dipersilakan. Mereka masuk dengan sendirinya dan tidak mau keluar tapi bersikap seolah-olah kami tidak membolehkan keluar," kata Dani saat konferensi pers klarifikasi isu pengurungan putri Raja di kompleks Keraton Solo, Jumat malam.

Ketua Lembaga Hukum Keraton Solo KP Eddy Wirabhumi yang juga suami Gusti Moeng mengatakan kedatangan istrinya ke Keraton pada Kamis siang karena mendengar ada pejabat dari BPK yang datang.

Gusti Moeng merasa berkepentingan untuk menemui dan menyampaikan aspirasi karena beberapa waktu lalu menerima surat dari BPK Jateng di Semarang mengenai pertanggungjawaban keuangan 2018.

Dapatkan berita menarik Solopos.com lainnya, di sini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya