Solo - Situasi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo kembali memanas. Dua kerabat keraton dan sejumlah penari serta pembantu dikunci di dalam keraton dari luar.
Peristiwa itu terjadi sejak Kamis (11/2/2021) sore. Tak hanya pintu Keraton Solo yang dikunci, gas untuk memasak diambil dan akses air dimatikan. Begitu juga dengan listrik untuk penerangan.
Informasi yang diperoleh Solopos.com, dua kerabat Keraton Solo yang dikunci dari luar oleh orang yang belum diketahui identitasnya itu adalah GKR Timoer Rumbai dan GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu ada dua penari yang masing-masing bernama Warna dan Ika, serta seorang pembantu bernama Atun.
Pantauan Solopos.com, Jumat (12/2/2021) sekitar pukul 10.00 WIB, sekitar 12 orang datang ke kompleks Kori Kamandungan Keraton Solo. Mereka membawa makanan dan minuman untuk lima orang yang terkunci di dalam keraton.
Di antara 12 orang itu ada Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Puspawening Yemmy Triana, ibunda dari salah satu penari yang bernama Warna. Suami Gusti Moeng, KP Eddy Wirabhumi, juga datang ke lokasi.
Namun, sampai pukul 11.15 WIB, ke-12 orang yang datang membawa makanan itu belum diizinkan masuk. "Saya tidak tahu bagaimana kok bisa dikunci. Ini saya khawatir karena dari kemarin belum tahu mereka sudah makan atau belum," ujar Yemmy.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Makan Daun Singkong dan Pepaya
GKR Timoer Rumbai dan GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng terkurung di dalam Keputren kompleks Keraton Solo sejak Kamis (11/2/2021) siang. Mereka dikunci dari luar tanpa makanan, gas untuk memasak, maupun listrik.
Alhasil mereka pun harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan perut. Mereka memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar Keputren seperti daun singkong dan daun pepaya untuk menu makanan mereka, Jumat (12/2/2021) siang.
Dua putri Keraton Solo itu beserta dua abdi dalem penari dan seorang sentono belum memperoleh logistik setelah dikunci di dalam Keraton Solo oleh orang yang belum diketahui identitasnya pada Kamis sore.
GKR Timoer, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (12/2/2021) siang, menceritakan tengah mencari kayu bakar dan dedaunan. Gusti Timoer menyebut tidak ada tabung gas untuk memasak di dalam bangunan Keraton Solo tempatnya terkurung.
“Ini baru cari kayu bakar untuk memasak. Sempat masak daun-daun di sini. Tadi malam sempat kerikan juga. Tadi Kanjeng Wira [KP Eddy Wirabhumi, suami Gusti Moeng] mencoba mengirim logistik, namun tidak berhasil. Jadi ya kami coba survive,” papar Gusti Timoer.
Advertisement
Berharap Pertolongan
Ia mengonfirmasi terkait postingannya di media sosial yang memperlihatkan kondisinya. Menurutnya, ia sengaja memperlihatkan kondisi di dalam Keraton agar segera memperoleh pertolongan.
Timoer menegaskan segera mengunggah gambar kondisi terbaru dalam beberapa waktu ke depan. Ia ingin masyarakat tahu kondisi keraton saat ini yang membuat dirinya sebagai pelaku adat prihatin.
“Posisi [saya] di keputren, rumah tenggan keputren. Dulu saat terkurung di sana. Tadi pagi listrik sempat menyala sebentar. Saya ingin logistik segera masuk, saya bisa kelaparan dan kedinginan,” paparnya.
Sebagaimana diinformasikan, GKR Timoer, Gusti Moeng, dan tiga orang lainnya terkurung di kompleks Keputren Keraton Solo sejak Kamis sore. Hingga Jumat siang mereka belum bisa keluar. Orang-orang yang mencoba mengirim makanan tidak diizinkan masuk.
“Posisi [saya] di keputren, rumah tenggan keputren. Dulu saat terkurung di sana. Tadi pagi listrik sempat menyala sebentar. Saya ingin logistik segera masuk, saya bisa kelaparan dan kedinginan,” paparnya.
Sebagaimana diinformasikan, GKR Timoer, Gusti Moeng, dan tiga orang lainnya terkurung di kompleks Keputren Keraton Solo sejak Kamis sore. Hingga Jumat siang mereka belum bisa keluar. Orang-orang yang mencoba mengirim makanan tidak diizinkan masuk.
Dapatkan berita menarik Solopos.com lainnya, di sini: