Jalur-Jalur Tikus Pemudik Masuk ke Banyumas, Mana Saja?

Di posko pemantauan di Banyumas, tiap pemudik diwajibkan untuk membawa salah satu dari hasil tes PCR, rapid test antigen atau Genose

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 27 Apr 2021, 00:42 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2021, 00:30 WIB
Kondisi arus lalu lintas di Jalan Nasional Lintas Selatan (JLS) Jawa Tengah ruas Lumbir, Banyumas perbatasan Karangpucung, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Kondisi arus lalu lintas di Jalan Nasional Lintas Selatan (JLS) Jawa Tengah ruas Lumbir, Banyumas perbatasan Karangpucung, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mendirikan tiga posko penyekatan pemudik di perbatasan wilayah ini. Tiga posko tersebut yakni, Posko Ajibarang, Wangon, dan Tambak.

Posko Ajibarang dan Wangon adalah prioritas utama. Sebab, dua titik ini mengadang pemudik dari arah Jakarta dan kota besar lain di sekitarnya. Jumlah pemudik dari barat ke timur dipastikan lebih banyak dibanding arah sebaliknya.

Namun begitu, tak menutup kemungkinan ada pula pemudik dari arah timur, yakni Yogyakarta, Semarang atau Surabaya. Karenanya, tim gabungan mendirikan posko di Tambak, yang berbatasan dengan Kebumen.

Di posko pemantauan di Banyumas, tiap pemudik diwajibkan untuk membawa salah satu dari hasil tes PCR, rapid test antigen atau Genose. Khusus rapid test hanya berlaku 1x24 jam. Jika melebihi ketentuan itu, maka pemudik harus melakukan rapid test di tempat. Jika menolak, maka pemudik akan dipaksa putar balik.

"Ada tiga, di Ajibarang, di Wangon, sama di Tambak. Harus membawa hasil negatif rapid. Kalau tidak membawa, pilihannya ada dua, putar balik atau rapid di tempat," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas, Agus Nur Hadie.

Agus mengungkapkan, pada Senin (27/4/2021), dari tes acak sebanyak 30-an pemudik, tidak ada satu pun pemudik yang reaktif. Namun begitu, tes random ini akan terus dilakukan selama Posko Penyekatan hingga 5 Mei. Sejak 6 Mei, seluruh pemudik akan diputar balik.

"Kemarin kita sampel 30 secara random. Kalau pemudik sudah banyak, ya sudah cukup, ada peningkatan. Dari 30 pemudik yang random rapid test itu, hasilnya negatif semua,” ucap dia.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Jalur Alternatif yang Kini Jadi Jalur Tikus

Cek poin pemeriksaan pengguna jalan di Purwokerto, termasuk kewajiban penggunaan masker. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banyumas)
Cek poin pemeriksaan pengguna jalan di Purwokerto, termasuk kewajiban penggunaan masker. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banyumas)

Di luar jalur utama, Agus bilang petugas juga memantau secara khusus jalur-jalur tikus masuk ke wilayah berslogan Kota Satria ini. Pasalnya, selain jalur utama yang sudah dipantau ketat, ada sejumlah jalur alternatif yang kerap digunakan pemudik.

Jalur tikus yang paling diwaspadai berada di sisi barat Banyumas, yakni Pekuncen, Gumelar, dan Lumbir.

Dari arah utara, perbatasan Brebes-Banyumas, terdeteksi ada tiga jalur alternatif yang kerap digunakan pemudik. Sedangkan dari arah barat, perbatasan Banyumas-Cilacap-Banjarpatroman, ada satu jalur alternatif.

Jalan alternatif ini biasa digunakan untuk memecah arus lalu lintas saat terjadi kemacetan panjang. Jalur ini diduga kuat juga akan digunakan oleh pemudik untuk menghindari posko pemantauan.

Menurut dia, jalur alternatif ini wajib dipantau oleh para pemangku kewilayahan, mulai dari tingkat desa hingga kecamatan. Sebab, jika hanya mengandalkan petugas di level kabupaten, maka pemantauan tidak ada berjalan optimal.

Bahkan dia pun mengatakan, seketat apapun penyekatan di jalan, kemungkinan lolos masih sangat tinggi. Sebab, jumlah personel di posko pemantauan utama sangat terbatas.

“Itu kembali lagi kepada Satgas Covid-19 di kewilayahan. Karena tidak mungkin posko di jalan memantau 100 persen,” dia menjelaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya