Teka-teki Kematian Tak Wajar Wanita Paruh Baya di Rumah PNS Gunungkidul

Karena dianggap meninggal tak wajar, Minggu siang, jajaran polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan menghadirkan S, lelaki yang berstatus PNS guru seni di salah satu SMP negeri di Saptosari.

oleh Hendro diperbarui 03 Mei 2021, 15:45 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2021, 15:00 WIB
Wanita Paruh Baya meninggal Tak wajar Di Rumah PNS, itu Selingkuhannya.
Karena dianggap meninggal tak wajar, Minggu siang, jajaran polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan menghadirkan S, lelaki yang berstatus PNS guru seni di salah satu SMP negeri di Saptosari. (Liputan6.com?Hendro Ary Wibowo)

Liputan6.com, Gunungkidul - Warga Padukuhan Tahunan, Kalurahan Karangduwet, Kapanewonan, Paliyan, Gunungkidul, geger. M (51) warga Padukuhan Selorejo, Kalurahan Sodo, Kapanewonan, Paliyan, diantar ke rumahnya di Selorejo dalam kondisi tak bernyawa oleh S (51) warga Padukuhan Tahunan, Minggu (2/4/2021).

Ketika mengantar jenazah M, S mengatakan jika M sakit masuk angin sebelum akhirnya meninggal. S mengaku sempat mengeroki M dengan balsem di rumah S di Padukuhan Tahunan, Kalurahan Karangduwet.

Tetangga sebelah rumah S, Purwo Widodo, mengaku mengetahui jika M meninggal di rumah tetangganya itu, Minggu pagi (2/5/2021) sekitar pukul 06.30 WIB ketika ditelepon oleh kepala Dukuh Selorejo, tempat asal M. Saat itu, kepala dukuh mengatakan jika M diantar oleh S, tetangganya. Kepala dukuh juga menyebutkan kepada Purwo bahwa S mengaku M meninggal di rumah S di Padukuhan Tahunan.

"Lha kalau tidak ditelepon dari dukuh sana, orang sini tidak tahu," ujar Purwo, Minggu (2/5/2021).

Karena dianggap meninggal tak wajar, Minggu siang, jajaran polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan menghadirkan S, lelaki yang berstatus PNS guru seni di salah satu SMP negeri di Saptosari. Jenazah M pun dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk proses autopsi.

Pur mengaku para tetangga di tempat tinggal S sama sekali tidak mengetahui jika ada peristiwa tersebut. Hanya saja, Minggu dini hari sebelum imsak, S terlihat datang menggunakan motor. Pur sendiri langsung berlari ke rumah S karena curiga ada pencuri datang menggunakan motor.

"Adik saya bilang kalau S mencari makan sahur. Diminta sahur di tempat adik saya, tapi ndak mau," paparnya.

Salah seorang tetangga S mengaku sesudah datang sebelum sahur, S kembali pergi menggunakan mobil sekitar pukul 06.00 WIB. Ternyata sebelum S pergi, S telah menghubungi menantu M dan memintanya untuk datang ke rumah S.

Bersama menantu korban, S langsung mengantar jenazah korban ke Kalurahan Sodo. Berdasarkan keterangan yang diterima para tetangga, saat mereka mengantar ke rumah duka, S mengaku jika M sebelumnya meminta kepada S untuk dikerok karena masuk angin.

Namun, lanjut Pur, para tetangga M mengaku curiga karena di tubuh korban ditemukan hal yang mencurigakan. Di tubuh korban ditemukan luka lebam di sejumlah tempat, sehingga melaporkan peristiwa tersebut ke Mapolsek Paliyan.

Kapolsek Paliyan, AKP Edy Purnomo membenarkan peristiwa tersebut. Usai mendapat laporan, pihaknya langsung melakukan penyelidikan. Kasus ini akhirnya diambil alih Polres Gunungkidul.

"Sekarang sudah diambil alih Polres. Saya tidak bisa memberikan statement lebih lanjut,"ujarnya.

Simak video pilihan berikut ini:

Dugaan Perselingkuhan

Berdasarkan informasi warga sekitar, korban, M, dan S dikabarkan merupakan pasangan selingkuh. Warga sekitar sudah berusaha menggerebek pasangan ini, tetapi belum berhasil menemukan bukti karena keduanya sangat lihai.

Tetangga S, Eplek, mengatakan M, merupakan mantan pembantu orangtua S. M diberhentikan orangtua S karena ketahuan main mata dengan anaknya, S. Padahal, S memiliki istri dan M juga memiliki suami.

"Dulu juga diberhentikan karena mereka ketahuan selingkuh," paparnya.

Wagino, tetangga yang lain membenarkan hal tersebut. S memiliki istri dan dua anak di Berbah Sleman. S tinggal di Padukuhan Tahunan, Kapanewonan Paliyan setiap Senin hingga Jumat sore dan pulang ke Sleman setiap Sabtu dan Minggu karena dia harus bekerja di Saptosari.

Dari informasi kepala Dukuh tempat korban tinggal, tambah Wagino, M pergi dari rumah sejak Sabtu (1/5/2021). Kepada keluarganya, M mengaku pergi karena akan berjualan sayur. Memang, sejak diberhentikan orangtua S, M beralih pekerjaan sebagai pedagang sayur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya