Duta Baca Gol A Gong Ingin Semua Orang Indonesia Bisa Berdaya dengan Buku

Duta Baca Gol A Gong menggelar Ngariung Literasi di Kampung Adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mei 2021, 14:51 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2021, 14:51 WIB
Ngariung Literasi
Aktivitas keliterasian bertajuk 'Ngariung Literasi: Literasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat' di Kampung Adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten, (22/5/2021). (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Banten - Sejak dikukuhkan menjadi Duta Baca Indonesia Gol A Gong fokus pada program kolaborasi dan integrasi. Gol A Gong berpendapat, ikhtiar kebijakan peningkatan kegemaran membaca tidak bisa dilakukan secara parsial, sehingga indeks literasi masyarakat bisa meningkat. Tugas yang tidak ringan mengingat cerita kesuksesan dan keberhasilan telah ditorehkan tiga duta baca pada periode sebelumnya. 

"Sosok Duta Baca bukan sekadar penyambung lidah program pemerintah tetapi juga sebagai seorang influencer, opinion leader, dan motivator, sekaligus penggerak hati masyarakat agar mau menjadikan aktivitas baca sebagai budaya dalam keseharian sehingga nantinya berdampak positif pada pertumbuhan literasi di Tanah Air," ungkap Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando.

Ruang kolaborasi dan integrasi dalam bingkai safari program literasi mulai dirintis Duta Baca Gol A Gong, dengan menggaet sejumlah stakeholder, mulai dari insan pers, IKAPI Banten, Dinas Perpustakaan Kota Serang. Dan baru-baru ini, Duta Baca Gol A Gong berkesempatan menggelar aktivitas keliterasian bertajuk 'Ngariung Literasi: Literasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat' di Kampung Adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten, (22/5/2021).

Selama dua hari, Duta Baca Gol A Gong bersama dengan Duta Baca Daerah Provinsi Banten Rahmat Heldy HS, dan Kepala Desa Warung Banten Ruhandi berkolaborasi memberikan pelatihan menulis puisi, mendongeng, pelatihan cerita bergambar dari kardus bekas, dan pemberian hibah buku.

"Keterampilan menulis bukan dikatakan bagus jika berhasil menulis novel, tetapi bisa juga puisi, bahkan resep kuliner. Hal itu yang kita maksimalkan sebagai koleksi perpustakaan yang ramai dengan karya-karya siapapun. Pemustaka harus sadar mereka punya potensi yang tinggi. Ini yang dimaksud dengan berdaya dengan buku. Konsepnya sama dengan inklusi sosial milik Perpustakaan Nasional," kata Gol A Gong.

 

Ngariung Literasi
Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas Adin Bondar. (Liputan6.com/ Ist)

Sementara itu, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas Adin Bondar dalam kesempatan tatap muka secara virtual mengatakan, kondisi saat ini mengharuskan adanya keterbatasan dalam memobilisasi kegiatan pemerintah. Kondisi pandemi juga sedikit banyak berdampak pada sisi kreativitas, produktivitas, sampai persoalan rumitnya lapangan kerja.

"Maka itu, di tengah kondisi yang demikian keberadaan perpustakaan dan literasi memegang peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat," katanya.

Perpustakaan, kata Adin, telah menjadi ruang terbuka yang bisa dimaksimalkan pemanfaatannya sebagai sarana pengembangan kreativitas diri, bukan lagi sebatas sirkulasi koleksi. Sedangkan literasi mengajak masyarakat untuk berpikir kreatif, inovatif. Ini seperti dua sisi mata uang yang saling terkait, terhubung satu sama lain yang bermuara pada terciptanya masyarakat yang berpengetahuan (learning society).

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya