Kembang Kempis Tukang Sol Sepatu Bertahan Hidup di Tengah Pandemi Covid-19

Di tengah kemajuan zaman, profesi tukang sol sepatu kembang kempis. Pandemi Covid-19 makin memperburuk situasi.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 29 Mei 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2021, 08:00 WIB
Ikhsan Anin Tahu (50) tukang sol sepatu di Kota Gorontalo/ foto.Istimewa (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Ikhsan Anin Tahu (50) tukang sol sepatu di Kota Gorontalo/ foto.Istimewa (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Meski tak lagi muda, Ikhsan Anin Tahu masih terus bersemangat menekuni profesi langka sebagai tukang sol sepatu di Gorontalo. Di tengah kemajuan zaman dan makin canggihnya produsen sepatu, Ikhsan yang telah puluhan tahun menekuni profesi tukang sol sepatu mengaku, makin jarang orang datang untuk memperbaiki sepatunya.   

Tukang sol sepatu berusia 50 tahun yang biasa mangkal di emperan pusat perbelanjaan Kota Gorontalo itu juga tak menampik, pandemi Covid-19 makin memperparah situasi yang sebelumnya sudah sulit. 

Ikhsan kini hanya bisa pasrah sambil terus berharap anaknya bisa memperoleh pendidikan di perguruan tinggi sampai selesai.  

"Alhamdulillah, walaupun hanya menjahit sepatu, saya bisa membiayai anak saya untuk masuk di salah satu perguruan tinggi di Gorontalo,” kata Ikhsan bangga. Alasan itulah yang membuat Ikhsan masih terus bertahan dengan profesi tukang sol sepatu sejak 1989. 

"Biar pendapatan menurun, saya tetap bertahan di sini. Toh ini kan pekerjaan saya dari dulu, kalau ini di tinggalkan anak istri mau makan apa," ujarnya. 

Simak juga video pilihan berikut:

Gorontalo Sempat PSBB

Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemda Gorontalo juga mempengaruhi jumlah uang yang ia dapat dari hasil sol separu. Ikhsan bahkan mengatakan, tidak sedikit teman seprofesi yang gulung tikar lantaran tidak bisa bertahan karena minimnya pelanggan.

"Banyak kawan saya sesama penjahit yang berhenti dan memutuskan untuk menutup tempat usahanya," ungkap Ikhsan.

Ia mengaku, pendapatannya di tengah pandemi saat ini sangat jauh berbeda dengan sebelum pandemi. Biasanya dirinya mendapatkan orderan sebanyak 10 sepatu untuk di jahit dalam sehari.

"Kini sangat berkurang, dalam satu hari saja dapat orderan satu saja bagi saya sudah lumayan," tuturnya.

Harapnya pandemi ini bisa cepat berlalu dan masyarakat bisa beraktivitas seperti biasanya. Anak sekolah bisa sekolah lagi, mahasiswa bisa kuliah langsung di kampusnya.

"Dengan itu, pasti kita sebagai penjahit sepatu, bisa kembali mendapatkan orderan lagi," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya