Liputan6.com, Pekanbaru - Gubernur Riau Syamsuar sempat menyesalkan adanya warga terinfeksi Covid-19 meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumah. Dia pun memerintahkan tidak ada lagi isolasi mandiri bagi warga bergejala berat.
Sepertinya, perintah Syamsuar ini belum terlaksana karena beberapa waktu terakhir ada 4 sampai 5 warga meninggal dunia ketika menjalani isolasi mandiri di rumah.
Advertisement
Baca Juga
Juru bicara Satgas Covid-19 di Riau, dr Indra Yovi, menyebut menekan angka kematian ini perlu kerjasama baik antara petugas di kecamatan, kelurahan ataupun RT/RW dengan warga yang terinfeksi.
Yovi mengatakan, masyarakat perlu mengenali gejala Covid-19 sebelum memutuskan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah. Terutama, gejala sedang yang biasanya selalu menuju gejala berat.
"Gejala sedang itu adalah demam yang tak berkurang meski sudah meminum obat penurun demam, kemudian batuk terus menerus dan sesak nafas berhari-hari," kata dokter sepesialis paru-paru ini, Senin siang, 31 Mei 2021.
"Masyarakat harus menyadari ini, apalagi pada kasus awalnya merasakan dada berat (untuk bernapas)," tambah Yovi.
Di sisi lain, Yovi menyebut Satgas Covid-19 Riau sudah memerintahkan Puskesmas, RT, dan RW untuk memantau warga isolasi mandiri di rumah. Pemantauan dilakukan minimal sekali sehari.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Pemantauan Ketat
Tidak hanya melalui sambungan telepon suara, petugas puskesmas juga diminta memantau dengan video call sehingga melihat kondisi pasien. Seandainya ragu dengan kondisi warga isolasi di rumah, petugas diminta menghubungi tenaga medis di rumah sakit.
"Karena secara aturan tidak boleh melakukan isolasi mandiri di rumah jika gejalanya sudah sedang menuju berat, jadi harus saling bekerja sama," kata Yovi.
Yovi menekankan, petugas puskesmas harus segera membawa warga isolasi mandiri dengan gejala sedang ke fasilitas isolasi pemerintah. Jika proses masuknya lama, maka harus dibawa ke rumah sakit.
"Warga terkonfirmasi tidak boleh menunggu lama, bawa ke rumah sakit," tegas Yovi.
Yovi mengatakan, tingginya angka kematian di Riau karena pasien datang ke rumah sakit sudah membawa gejala berat ataupun gejala sedang menuju berat.
"Datang ke rumah sakit sudah berat, ini yang membuat penanganan terlambat sehingga meninggal," sebut Yovi.
Advertisement