Liputan6.com, Purbalingga - Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana meninjau Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman di Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah, Jumat (11/6/2021). Presiden dan rombongan yang terbang menggunakan pesawat khusus ATR 72-600 tiba di bandara sekitar pukul 08.35 WIB.
Jokowi mengatakan pengoperasian bandara awal Juni lalu sebagai langkah positif. Bandara Jenderal Besar Soedirman tetap beroperasi meskipun terminal belum selesai. Untuk sementara, terminal menggunakan tenda roder berukuran 20x20 meter.
Advertisement
Baca Juga
"Ini bagus, saya senang meskipun terminalnya masih terminal darurat, belum selesai, tetapi airport-nya sudah dipakai. Saya kira ini akan lebih produktif seperti itu dari pada kita menunggu terminal harus selesai baru dilakukan penerbangan," karta dia.
Ia berharap, cara seperti ini bisa diterapkan di bandara lain yang masih dalam proses pembangunan agar masyarakat bisa menikmati manfaatnya. Lebih luas, ia berharap Bandara Jenderal Besar Soedirman bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi Jawa Tengah, khususnya bagian barat dan selatan.
"Kita harapkan mobilitas orang, mobilitas barang, mobilitas logistik akan lebih baik sehingga akhirnya akan memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi pada wilayah di Jawa Tengah bagian selatan ini," ungkapnya.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Peningkatan Runaway Bandara
Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan, Bandara Jenderal Besar Soedirman memulai beroperasi per 1 Juni 2021. Sementara penerbangan komersial perdana dimulai tanggal 3 Juni 2021.
Penerbangan perdana dari Surabaya ke Purbalingga kemudian dari Purbalingga ke Jakarta. Citilink menjadi maskapai pertama yang membuka rute penerbangan dari dan ke Bandara Jenderal Besar Soedirman.
Bandara tersebut dibangun di atas lahan seluas 115 hektar oleh PT Hutama Karya (Persero) dengan nilai kontrak sebesar Rp231 miliar.
Konstruksi Tahap I terdiri dari pekerjaan landas pacu sepanjang 1.600 meter dan lebar 30 meter, "taxiway", apron komersial dan militer, serta terminal penumpang sementara dengan kapasitas 98.812 penumpang per tahun. Pesawat yang bisa dilayani adalah ATR 72-600 atau yang sejenis dengan kapasitas 78 penumpang.
Rencananya, landasan pacu bandara akan dikembangkan dari 1.600 meter menjadi 2.200 meter pada kuartal I 2022 dengan target operasional kuartal I 2023. Selain itu luas terminal akan ditambah menjadi1.300 meter persegi sehingga dapat menampung sekitar 200 ribu penumpang per tahun.
Â
Advertisement
Pesawat Airbus dan Boeing
Nantinya, dengan landasan sepanjang 2.200 meter, pesawat yang lebih besar seperti Airbus 320 dan Boeing 737-800 atau 737-900 bisa mendarat di Bandara Jenderal Besar Soedirman.
"Kapasitas terminal pun akan kemudian berganti yang sekarang masih dalam posisi terminal temporer akan kemudian menjadi permanen yang kemudian akan kami kembangkan dan Insya Allah akan selesai dengan luasan 1.300 meter persegi pada awal 2023 nanti," ujarnya.
Saat ini bandara tersebut memiliki apron seluas 100 x 76 meter dan taxiway sepanjang 70 x 13 meter. Dengan kapasitas tersebut, bandara bisa digunakan untuk melayani penerbangan pesawat jenis twin propeller seperti ATR 72-600.
Pada kunjungan kerja ini, turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara antara lain Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sementara, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto dan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyambut kedatangan Presiden di Bandara Jenderal Besar Sudirman.