Liputan6.com, Gunungkidul Kebijakan perpanjangan PPKM membuat industri pariwisata di Gununungkidul kolaps. Berdasarkan perhitungan Dinas Pariwisata Gunungkidul, selama 3 pekan pelaksanaan PPKM Darurat, para pelaku wisata kehilangan potensi belanja wisata sebanyak Rp9,7 miliar.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan, selama penerapan PPKM Darurat, sektor pariwisata Gunungkidul memang lumpuh total. Selain itu, penutupan obyek wisata ini juga berdampak pada hilangnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi.
Advertisement
Baca Juga
Hilangnya pemasukan dari wisata yang jumlahnya hampir Rp10 miliar itu, berdasarkan rerata tingkat kunjungan ke destinasi wisata Gunungkidul, yang tercatat mencapai 40.000 orang per minggu. Sementara per wisatawan menghabiskan belanja rata-rata sebanyak Rp81 ribu per orang.
Harry juga menjelaskan, PAD pariwisata yang hilang selama 3 pekan PPKM mencapai sekitar Rp600 juta. Padahal 2021 ini pemerintah menargetkan PAD dari sektor tersebut sebanyak Rp18 miliar. Sementara total PAD sampai hari ini baru mencapai Rp 8.388.121.449,38 dengan total jumlah pengunjung sebanyak 1.173.702 orang.
Apalagi pemerintah pusat kembali memperpanjang penerapan PPKM Level 4 di Gunungkidul, dan destinasi wisata belum boleh buka hingga 2 Agustus 2021. Hal ini tentu sangat memberatkan para pelaku pariwisata yang berpenghasilan harian bergantung pada kunjungan wisata.
"Sampai sekarang masih kami tutup. Setiap hari petugas TPR tetap berjaga dan menghalau jika ada wisatawan yang mau masuk," kata Harry.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Atur Ulang Strategi
Disinggung mengenai upaya ke depan untuk mengejar PAD, Harry menyebut mungkin akan ada revisi target pendapatan retribusi pada APBDP 2021. Pasalnya capaian PAD hingga media 2021 ini masih jauh dari target. Kini yang menjadi fokus Dispar Gunungkidul adalah bangkit dari keterpurukan, dengan menyiapkan strategi pariwisata yang nyaman dan aman dengan protokol kesehatan.Â
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Wiwik Widiastuti mengatakan, semua keputusan yang diambil pemerintah ada risikonya. Saat ini, pemerintah tengah fokus menekan laju penyebaran virus Covid-19.
Kehilangan potensi pendapatan dari pariwisata memang dirasakan semua daerah, bukan hanya Kabupaten Gunungkidul. Untuk ke depannya, DPRD dengan Pemda jika PPKM tersebut berakhir harus bekerja keras untuk pemulihan jumlah kunjungan wisata dan percepatan pemulihan ekonomi.
"Tentunya dengan langkah dan strategi yang dapat kita susun bersama dengan memperhatikan kondisi riil di lapangan," ujar Wiwik.
Advertisement