Siap-Siap, Warga Gorontalo Belanja Tanpa Masker Langsung Kena Colok Tes Antigen

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menginstruksikan seluruh kepala daerah membentuk posko PPKM di pasar harian rakyat.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 05 Agu 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2021, 09:00 WIB
Salah satu pengunjung pasar harian di Gorontalo, yang sebelumnya tidak memakai masker, langsung di rapid antigen. foto: dok humas (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Salah satu pengunjung pasar harian di Gorontalo, yang sebelumnya tidak memakai masker, langsung di rapid antigen. foto: dok humas (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menginstruksikan seluruh Kepala Daerah membentuk posko PPKM di pasar harian rakyat. Seperti halnya di Pasar Selasa Pilolodaa, Kota Barat, Kota Gorontalo, posko PPKM dilengkapi dengan petugas medis yang melakukan swab antigen. 

"Kenapa pasar? dari awal memang sudah saya instruksikan pasar yang harus kita jaga ketat prokesnya. Pasar ini lokasi orang banyak bertemu," kata Rusli.

Dari hasil peninjauan Gubernur, posko PPKM di Pasar Selasa Pilolodaa, telah dilengkapi dengan petugas medis. Setiap masyarakat baik pembeli maupun penjual yang melanggar prokes seperti tidak memakai masker, harus dites swab antigen di tempat.

"Ini yang saya maksudkan, posko PPKM itu harus ada manfaatnya. Tadi ada yang tidak pakai masker dites antigen, kita temukan satu orang hasilnya positif," katanya. 

"Posko PPKM yang dilengkapi tes antigen akan kita galakkan di pasar, di tempat-tempat nongkrong ketika malam hari," tegasnya.

Simak juga video pilihan berikut:

Gorontalo Zona Merah

Terkait perpanjangan PPKM oleh Presiden Joko Widodo, Rusli menyebutkan untuk Provinsi Gorontalo PPKM juga diperpanjang. Selain karena keputusan dari pemerintah pusat, juga karena tren kasus positif covid-19 di Gorontalo terus meningkat.

"Di Gorontalo ini semua wilayah sudah zona merah, dan mengapa sekarang saya turun, sebab saya sudah diingatkan oleh pak Mendagri dan pak Erlangga bahwa Gorontalo itu sudah parah," ujarnya.

"Mana rumah sakit kita sedikit, dan sudah mau penuh juga. Tapi memang pemberlakuan PPKM berbeda-beda di tiap daerah, karena disesuaikan dengan budaya dan orang-orangnya, kita lakukan dengan humanis," ia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya