Menanti 'Aksi Nyata' Petani Milenial Jawa Barat di Sektor Perkebunan

Regenerasi petani muda atau milenial di sektor pertanian saat ini cukup mendesak, seiring semakin berkurangnya jumlah petani muda. Saat ini, petani berusia rata-rata lebih dari 44 tahun.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 02 Sep 2021, 22:00 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2021, 22:00 WIB
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum menyatakan, regenerasi petani muda atau milenial di sektor pertanian saat ini cukup mendesak, seiring semakin berkurangnya petani yang rata-rata berusia lebih dari 44 tahun.
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum menyatakan, regenerasi petani muda atau milenial di sektor pertanian saat ini cukup mendesak, seiring semakin berkurangnya petani yang rata-rata berusia lebih dari 44 tahun. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menunggu gebrakan dari petani milenial, untuk menggerakan usaha sektor perkebunan di Garut dan wilayah Jawa Barat lainnya.

"Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sedang mengembangkan petani milenial untuk menjawab permasalahan di bidang pertanian, khususnya regenerasi petani," ujarnya, Selasa, 31 Agustus 2021.

Menurutnya, regenerasi petani muda atau milenial di sektor pertanian saat ini cukup mendesak, seiring semakin berkurangnya jumlah petani muda. Saat ini, petani berusia rata-rata lebih dari 44 tahun.

Hasil survei pertanian antar sensus (sutas) 2018 yang dilakukan Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah petani di Jabar mencapai 3.250.825 orang. Namun, dari jumlah itu, petani yang berusia 25-44 tahun hanya 945.574 orang atau 29 persen.

"Pak Gubernur (Ridwan Kamil) sekarang menjawab dengan Petani Milenial, termasuk juga dengan program Santani (Santri Tani)," ujarnya.

Politikus PPP itu berharap, para petani milenial yang dihasilkan dari seleksi ketat ini, mampu menjawab rendahnya produktivitas termasuk kualitas pertanian di Jabar.

"Pertanian kali ini berbeda dengan zaman dulu, kondisi alamnya beda. Kalau dulu gejebur ke sawah, sekarang harus memiliki kemampuan, termasuk teknologi pertanian harus dikuasai," papar dia.

Selain menguasai teknologi, Uu berharap para petani milenial mampu berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai pemerintah, perbankan, hingga offtaker.

"Sekarang tidak ada kata Superman, tapi perlu kekuatan yang lahir berdasarkan kolaborasi," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

Seleksi Ketat

Beberapa petani milenial Jawa Barat hasil seleksi siap menjadi agen perubahan di sektor perkebunan nasional.
Beberapa petani milenial Jawa Barat hasil seleksi siap menjadi agen perubahan di sektor perkebunan nasional. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Jabar Hendy Jatnika menyatakan, program petani milenial sektor Perkebunan difokuskan pada sejumlah komoditas, seperti kopi, gula aren, vanili, pembenihan tanaman perkebunan, dan limbah kelapa.

Dalam prosesnya, panitia seleksi telah meloloskan sebanyak 25 orang petani milenial untuk memilih jenis usaha sesuai pilihannya. Rinciannya, sebanyak 15 petani memilih usaha pengolahan kopi, empat orang usaha pengolahan gula aren.

Kemudian dua orang memilih komoditas vanili, dua orang pembenihan tanaman perkebunan, sementara dua petani milenial lainnya memilih rintisan usaha pengolahan limbah kelapa. "Para petani milenial ini sudah melaksanakan bimteknya, dari bimtek teknis juga dengan pengolahan," ujarnya.

Komoditas yang dipilih peserta, ujar dia, memiliki pangsa pasar yang baik. Ia mencontohkan potensi usaha limbah kelapa mulai arang dan serabutnya memiliki peluang ekspor yang baik.

"Ini peluang pasarnya belum bisa dipenuhi, baru 10 persen, tentu 90 persen belum bisa dipenuhi," ujarnya.

Selain itu, untuk mendukung usaha mereka, beberapa bank pemerintah seperti BJB dan BNI siap memberikan bantuan KUR (kredit usaha rakyat) secara bertahap. "Sudah terealisasi lima orang, mudah-mudahan secara bertahap akan bertambah lagi," ujarnya.

Asisten II Bagian Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Garut Toni Tisna Somantri menambahkan, program petani milenial dinilai tepat untuk mengoptimalkan potensi daerah.

"Tidak hanya kopi, ada juga Jeruk Garut, dan produk pertanian lainnya yang luar biasa potensinya," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya