Komunitas Bonsai Garut Rindu Gelaran Kontes

Masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir, cukup memukul ekonomi warga, sehingga datangnya gelaran atau kontes, mampu menggairahkan minat para komunitas, salah satunya komunitas bonsai.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 10 Sep 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2021, 06:00 WIB
Masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir, cukup memukul ekonomi warga, sehingga datangnya gelaran atau kontes bonsai, mampu menggairahkan minat para komunitas.
Masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir, cukup memukul ekonomi warga, sehingga datangnya gelaran atau kontes bonsai, mampu menggairahkan minat para komunitas. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Komunitas Bonsai Garut, Jawa Barat berharap pemerintah mampu menyelenggarakan lebih banyak gelaran kontes bonsai, untuk meningkatkan ekonomi penjual bonsai, terutama setelah pandemi Covid-19 saat ini.

Pengurus Perhimpunan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) ranting Garut Timur, Kabupaten Garut, Gaos Hamdani mengatakan, Kontes dan Pameran Bonsai Lokal Terbuka Pesona Bonsai Garut 2021 yang digelar akhir pekan kemarin, cukup potensial menggerakan ekonomi warga, terutama pecinta bonsai.

"Kontes ini di samping mengenalkan ke publik mengenai tanaman bonsai, juga dari kolektor itu mampu meningkatkan harga (jual) yang diinginkan," ujarnya, Selasa (7/9/2021).

Menurutnya, masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir, cukup memukul ekonomi warga, sehingga datangnya gelaran atau kontes bonsai, mampu menggairahkan minat para komunitas.

"Di sampaing menyalurkan bakat dan tingkat kejenuhan, konten ini mampu menggeliatkan ekonomi kembali yang memang sudah lumpuh di masa pandemi," kata dia.

Ia mencontohkan tanaman bonsai jenis Waru yang dimiliki warga Tasik, berhasil naik signifikan setelah menjuarai kontes dan pameran bonsai selama dua hari tersebut.

"Tanamannya langganan (kejuaraan) nasional, awalnya di kisaran Rp300 juta, sekarang sudah mencapai Rp 450 juta," kata dia.

Bahkan, memotivasi para komunitas bonsai di luar Garut, panitia sengaja menampilkan beberapa tanaman bonsai ekshibisi langganan kejuaraan nasional dengan harga yang fantastis.

"Harga tertinggi setengah miliar atau Rp500 juta yang di depan, dan yang pinggirnya Rp400 yang berasal dari impor Taiwan," kata dia.

Melihat tingginya animo peserta yang datang, Gaos berharap mampu menyelenggarakan acara tersebut setiap tahunnya, dengan jumlah peserta yang lebih banyak.

"Animo pebonsai Indonesia saat pandemi ini sangat luar biasa," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut ini:


Hilangkan Kejenuhan Akibat Covid-19

Beberapa jenis bonsai dengan bentuk yang unik dan harga yang selangit ikut memeriahkan kontes Bonsai Garut 2021.
Beberapa jenis bonsai dengan bentuk yang unik dan harga yang selangit ikut memeriahkan kontes Bonsai Garut 2021. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Dede, salah satu peserta kontes bonsai dari Ciwidey, Soreang Bandung mengaku bangga ikut bagian dari kontes tersebut. Menurutnya, selain menjadi ajang silaturahmi dan bertukar informasi sesama anggota komunitas, kontes saat ini mampu menaikkan nilai jual.

"Tahun ini lebih meriah, saya mengirimkan 17 tanaman, dengan harga yang lumayan tinggi," ujar dia tanpa merinci harga satuan dari tanaman yang ia sertakan.

Hal senada disampaikan Tatang, peserta lainnya dari Bandung. Menurutnya, kejuaraan bonsai setelah penurunan level status PPKM Covid-19 di tiap daerah di Jawa Barat, diharapkan mampu menggairahkan ekonomi warga.

"Masyarakat sudah jenuh, sehingga adanya kontes ini cukup bermanfaat," ujar dia.

Untuk menghindari terjadinya penularan Covid-19, Tatang menilai panitia cukup berhasil menerapkan protokol kesehatan (Prokes) selama kontes berlangsung.

"Selain menggunakan masker, saya melihat peserta juga sadar untuk tetap menjaga jarak, sebab penilaian bonsai kan dilakukan oleh para juri, jadi kerumunan tidak terlalu banyak," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya