Bentuk Cinta Nyi Roro Kidul dalam Tari Bedaya Ketawang

Tari Bedaya Ketawang merupakan tarian yang berkembang di daerah Surakarta dan Yogyakarta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 02 Okt 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2021, 16:00 WIB
keraton-jogja-140129c.jpg
keraton yogyakarta

Liputan6.com, Yogyakarta - Tari Bedaya Ketawang merupakan tarian yang berkembang di daerah Surakarta dan Yogyakarta. Tarian ini disinyalir telah ada sejak zaman Mataram Kuno.

Namun, adanya perjanjian Giyanti pada 1755 membuat Tari Bedaya Ketawang diberikan kepada Kasunanan Surakarta. Tarian ini merupakan tari tradisional klasik yang hubungannya tidak bisa lepas dengan kerajaan, istana, atau keraton.

Dikutip dari berbagai sumber, di balik keindahan dan geraknya yang gemulai, konon Tari Bedaya Ketawang dianggap sebagai simbol cinta Nyi Roro Kidul kepada raja-raja Mataram.

Meskipun tidak terlalu jelas karena diperagakan dengan halus, gerakan Tari Bedaya Ketawang diduga sebagai bentuk rayuan Nyi Roro Kidul kepada raja-raja Mataram terdahulu. Menurut kepercayaan masyarakat, tarian yang dibawakan oleh 9 penari ini pada praktiknya tidak dibawakan oleh 9 orang, melainkan 10 orang.

Masyarakat percaya bahwa pada saat pementasannya, Nyi Roro Kidul akan ikut hadir dan ikut menari sebagai penari kesepuluh.

Busana yang dipakai oleh para penari juga tidak luput dari unsur bentuk cinta yang ada. Busana ini disebut dengan dodot ageng atau basahan dengan berbagai aksesoris seperti garuda mungkur, cethung, cundhuk mentul, sisir jeram sajajar, hingga rangkaian bunga. Busana dan aksesoris tersebut biasa dipakai saat acara pernikahan.

Dalam pementasannya tari yang satu ini juga diiringi oleh tembang Jawa yang menggambarkan rasa cinta Nyi Roro Kidul kepada para raja Mataram. Diawali dengan tembang Durma dan dilanjutkan dengan Ratnamulya.

Tari Bedaya Ketawang juga diiringi dengan iringan musik gending ketawang gedhe dengan nada pelog dan instrumen gamelan seperti kethuk, kenong, gong, kemanak, dan kendhang. Instrumen ini akan bertambah ketika penari memasuki area Dalem Ageng Prabasurya.

Instrumen yang ditambahkan adalah gambang, suling, rebab, dan gender. Bertambahnya instrumen ini membuat tembang Jawa yang mengiringi Tari Bedaya Ketawang semakin terdengar merdu.

Penulis: Yohana Nabilla

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya