Temuan Mengejutkan Badan Karantina Saat Berpatroli di Perbatasan Kaltara-Malaysia

Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Malyasia, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) kerap kali kemasukan komoditas pertanian secara ilegal. Hal ini dikarenakan, di provinsi termuda ini banyak terdapat banyak jalan tikus untuk memasukan baran ilegal dari n

oleh Abelda RN diperbarui 17 Okt 2021, 05:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2021, 05:00 WIB
Patroli perbatasan
Patroli di kawasan perbatasan oleh Balai Karantina Tarakan Kalimantan Utara.

Liputan6.com, Tarakan - Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Malyasia, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) kerap kali kemasukan komoditas pertanian secara ilegal.

Hal ini dikarenakan, di provinsi termuda ini banyak terdapat banyak jalan tikus untuk memasukan barang ilegal dari negara tetanga.

Untuk itu, Badan Karantina Pertanian (BKP) Tarakan dan Direktorat Polirud Polda Kaltara melaksanakan patroli diperairan Kaltara, Jumat (15/20/21). Patroli ini, untuk memeriksa langsung setiap kapal yang dicurigai melakukan pelanggaran karantina pertanian dan hewan, yang berada di perairan Kaltara.

"Patroli laut ini adalah bentuk implementasi perjanjian kerja sama antara Badan Karantina Pertanian (Barantan) dengan Polri," kata Kepala BKP Tarakan, Akhmad Alfaraby.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Patroli Intensif

Patroli perbatasan
Patroli perbatasan bersama di perairan Kalimantan Utara.

Alfaraby menuturkan, patroli yang dilakukan ini untuk memperketat pengawasan lalu lintas komoditas pertanian yang semakin meningkat di Kaltara. Mengingat, Kaltara memiliki batas laut dengan negara tetangga, yakni Malaysia.

"Fokus dari patroli ini untuk menindak kapal yang kemungkinan membawa hewan, tumbuhan dan produk lainnya dari luar negeri melalui jalur tikus," tegas Alfaraby.

Untuk diketahui, sejak 2020 hingga Oktober 2021 BKP Kaltara tercatat telah menerima serahan hasil tangkapan pertanian hewan, tumbuhan dan produk lainnya yang tidak dilengkapi dokumen persyaratan karantina dari Polri.

"Kerawanan ini, berpotensi sebagai pintu masuknya hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK), yang dapat mengancam program kedaulatan pangan negara," tegas Alfaraby.

Peringatan HUT Karantina Pertanian

Perahu korban ditarik
Tim Basarnas Tarakan menarik perahu korban ke pulau terdekat di Bulungan Kaltara.

Selain untuk meningkatkan pengawasan terhadap komoditas yang masuk secara ilegal ke Indonesia khususnya Kaltara, dari negara tetangga. Alfaraby menuturkan, kegiatan ini sekaligus untuk memperingati Hari Karantina Pertanian (HKP) ke 144.

"Jadi, kegiatan ini sekaligus bagian dari rangkaian peringatan HUT HKP ke 144, kita berharap dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurus dokumen karantina, saat membawa komoditas dari negara tetangga," harapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya