Jalan Setapak Yayasan Erick Thohir untuk Petani Bunga di Pelosok Lampung

Jalan sepanjang 150 meter dengan lebar 1,5 meter di RT07/RW01 dan menjadi penghubung ke jalan utama desa menjadi awal warga berprofesi petani bunga.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2021, 13:25 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2021, 13:41 WIB
Petani bungan di Kelurahan Gunung Terang, Kecamatan Langkapura, bandar Lampung. (Istimewa)
Petani bungan di Kelurahan Gunung Terang, Kecamatan Langkapura, bandar Lampung. (Istimewa)

 

Liputan6.com, Bandar Lampung - Gerakan social healing yang digagas dilakukan Yayasan Erick Thohir merambah Kelurahan Gunung Terang, Kecamatan Langkapura, Kota Bandar Lampung. Yayasan yang dimpimpin oleh Menteri BUMN itu membangun jalan setapak untuk 20 kepala keluarga di daerah tersebut.

Jalan sepanjang 150 meter dengan lebar 1,5 meter di RT07/RW01 dan menjadi penghubung ke jalan utama desa menjadi awal warga berprofesi petani bunga.

Siti Khalifah (25) mengaku senang dengan adanya jalan tersebut. Pengalamannya, dia hampir terjatuh dari motor ketika akan mengantar suami untuk bekerja. Sebab, sebelum jalan setapak warga ini dibangun, kondisi jalan menurun cukup curam membuat warga acap kali terpeleset.

"Saat kondisi hujan atau setelah hujan, jalan tanah dan berpasir menjadi sangat licin, untuk dilintasi motor atau pejalan kaki," katanya, Selasa (9/11/2021).

Dia mengakui dengan pembangunan jalan yang tidak hanya di pavling block, tetapi juga struktur tanah yang dibuat landai, menjadi sangat nyaman untuk dilintasi. Bahkan, kata dia, memberikan dampak pada peningkatan perekonomian keluarga.

"Sebelum di bangun jalannya, ruang gerak kami terbatas ketika ingin ke kebun atau ke pasar untuk jual kembang (bunga tabur). Nah, sekarang pembeli yang mau datang bisa ke rumah kami tidak lagi takut ketika cuaca mendung atau hujan sekalipun," ujar dia.

Yudi, (42) pedagang perlengkapan kebutuhan jenazah, mengatakan lebih suka turun langsung membeli dan ikut memetik bunga pohon pacar untuk memenuhi dagangannya.

Bunga pohon pacar ini merupakan salah satu unsur dari bunga tabur yang digunakan untuk keperluan bagi mayit atau orang yang telah meninggal dunia.

Hari-harinya diisi dengan mendatangi Gunung Terang untuk mengambil kembang dan menjualnya ke pasar.

Diakuinya, sebelum jalan ini dibetulkan, gerak langkahnya terbatas karena becek dan licin."Kalau ngga hati-hati, bisa jatuh. Kalau sekarang, kuantitas bunga yang diambil bisa lebih banyak, karena jalannya sudah rapi," kenangnnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tak Lagi Terkendala Cuaca

Mario Siregar (51) menceritakan bahwa tanah yang ditempati sekitar 117 warga awalnya adalah kebun bunga. Sehingga kondisi tanah yang membentuk bukit tersebut menjadi sangat licin ketika dibasahi hujan.

Saat itu, jalan setapak yang biasa dilintasi warga juga belum ada. Tapi seiring waktu berjalan dan banyaknya rumah yang dibangun, akhir para pemilik tanah sekitarnya menghibahkan sebagian tanah untuk lintasan warga menuju kebun bunga.

Namun, saat itu juga jalan belum diperbaiki, masih berupa tanah. Warga yang akan bekerja atau berkebun, berpatokan kepada cuaca.

"Kalau terang, baru jalan. kalau hujan, jalannya jadi susah, menghambat sekali," katanya lirih

Hingga akhirnya datang bantuan dari Yayasan Erick Tohir yang menawarkan materiil untuk membangun dan memperbaiki jalan dengan pavling blok. Tawaran direspons positif dan menerima syarat dari pihak yayasan yang mengiginkan pengerjaan dilakukan secara guyup oleh warga.

"Sekarang aksesnya lebih mudah, kita tidak lagi kenal iklim penghujan atau panas tetap bisa masuk, bawa barang (hasil kebun) keluar masuk tidak takut takut lagi seperti dulu. Dengan akses yang bagus otomatis perekonomian nambah juga karena ada kelancaran di situ,"pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya