Harga Telur Makin Anjlok, Ini Langkah Pemprov Jateng

Nglarisi produk peternak, merupakan langkah pemerintah Jawa Tengah mengajak masyarakat membeli telur

oleh Felek Wahyu diperbarui 06 Nov 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2021, 19:00 WIB
Inflasi
Pedagang menata telur di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan langkah strategis selamatkan produksi telur peternak melalui gerakan peduli peternak (Nglarisi Produk Peternak).

Nglarisi produk peternak, merupakan langkah pemerintah Jawa Tengah mengajak masyarakat membeli telur. Dengan pembelian telur oleh masyarakat diharapkan harga telur di Jateng yang turun hingga diharga Rp14.000 per kilogram kembali mencapai harga acuan pemerintah (HAP) yang Rp19.000 hingga Rp21.000 per kilogram.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Agus Wariyanto menjelaskan, turunnya harga telur mengakibatkan peternak ayam petelur mengalami kerugian. Bahkan karena takut rugi lebih banyak, peternak ada yang nekat mengafkirkan ayam sebelum waktunya.

"Masyarakat Jateng diimbau membeli telur agar menyerap produk peternak. Ini melalui Gerakan Peduli Peternak," harapnya, Jumat (5/11/2021).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Gerakan Peduli Peternak

Gerakan Peduli Peternak dimulai dari aparatur sipil negara (ASN). Melalui masing-masing OPD, ASN ‘dipaksa’ beli telur diharga HAP yakni RP 40.000 untuk dua kilogram telur. Pemesanan dilakukan melalui Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah.

"Gerakan dimulai tanggal 8 sampai 12 November 2021," lanjutnya.

Respons positif program itu langsung terlihat, pasalnya kendati gerakan baru dimulai Senin 8 November, namun pemesanan dari sejumlah OPD se-Jawa Tengah pada Jumat 5 November sudah mencapai 5.094 kilogram.

Jumlah itu diharapkan terus bertambah sampai akhir waktu yang dijadwalkan. Pemenuhan order dari ASN, lanjut dia, dilakukan dengan membeli telur dari kelompok peternak di Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Pekalongan, dan Purbalingga.

"Diharapkan dapat membantu mengurangi kerugian peternak," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya