Liputan6.com, Jakarta - Di tengah masa pandemi seperti ini, kita membutuhkan zat endorfin lebih banyak untuk meningkatkan imunitas sebagai salah satu upaya menangkal virus corona. Namun, apa jadinya jika setiap hari kita harus terpapar berbagai isu negatif terkait pandemi melalui sebaran hoaks?
Selain menyebabkan kecemasan yang berdampak pada imunitas kita, kabar hoaks juga dapat memperlambat proses penanggulangan Covid-19 di Indonesia. Salah satunya adalah isu terkait vaksinasi. Faktanya, vaksinasi dilakukan agar kita dapat mencapai Herd Immunity dan segera terbebas dari intaian virus corona.
Baca Juga
Â
Advertisement
Simak video pilihan berikut ini:
Pengertian Hoaks
Hoaks merupakan informasi palsu, kabar bohong, maupun kenyataan yang diplintir ataupun direkayasa untuk tujuan candaan hingga serius (politik). Berita hoaks umumnya menjurus pada permasalahan pencemaran nama baik.
Meski begitu, hoaks juga sering digunakan untuk kepentingan komersial maupun tujuan lainnya.
Ciri- ciri kabar hoaks biasanya terdapat huruf kapital, huruf tebal, fantastis, sumber yang tidak jelas, bermuatan fanatisme dengan pengantar provokatif, serta berpotensi menimbulkan permusuhan, kebencian, hingga kecemasan.
Advertisement
3 Langkah Penting
• Sanksi Tegas
Meskipun istilah hoaks belum jelas dalam perundang-undangan, tetapi terdapat beberapa peraturan mengenai kabar bohong dalam Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (UU ITE) serta perubahannya. Termasuk mengenai kabar bohong di media sosial. Sebab tidak hanya dapat merugikan nama baik, berita hoaks juga berpotensi dapat membahayakan kesehatan hingga menyangkut nyawa seseorang.
• Denda Bagi Penyelenggara Platform
Jaringan media sosial merupakan wadah nyaman bagi perkembangbiakan berbagai hoaks. Tak hanya media sosial seperti Facebook, aplikasi obrolan yang memiliki fitur grup obrolan seperti pada WhatsApp merupakan media paling empuk bagi produsen hoaks untuk menelurkan bermacam-macam informasi bodong mereka.
Dukungan dari pihak penyelenggara platform untuk meredam distribusi hoaks diharapkan mampu menekan semakin meluasnya persebaran hoaks. Oleh sebab itu, pemberlakuan denda bagi platform yang tidak melakukan upaya peredaman distribusi hoaks bisa menjadi langkah preventif yang cukup baik.
• Edukasi Masyarakat
Sebagai pegiat literasi, kita dapat melakukan sumbangsih untuk melawan penyebaran hoaks dengan cara saring sebelum sharing, yaitu dengan membaca secara keseluruhan isi berita, memeriksa sumber berita, serta mencari referensi terkait kebenaran berita tersebut sebelum menyebarkannya. Jika berita tersebut merupakan berita tidak benar, sebaiknya hapus, laporkan, dan jangan disebarluaskan.
Metode Mencari Referensi
Metode mencari referensi untuk mengetahui kabar tersebut benar atau salah sesungguhnya sangatlah mudah, terlebih jika dalam berita tersebut menyertakan gambar atau foto.
Dapat kita lakukan yaitu dengan membuka fitur Google image, klik pada ikon kamera kemudian unggah foto ataupun link yang hendak kita cek kabar kebenarannya. Beragam data dan referensi dari bermacam sumber mengenai kabar tersebut akan muncul di sana. Ribuan kasus hoaks terkait Covid-19 benar-benar menimbulkan keresahan.
Salah satu berita kebohongan yang cukup fantastis adalah hoaks tentang pernyataan Donald Trump mengenai cairan disinfektan yang diminum untuk membunuh virus corona. Tentu saja berita tersebut merupakan berita salah kaprah yang tidak bertanggung jawab serta dapat menimbulkan hilangnya nyawa bagi orang yang mempercayainya.
Seorang perempuan asal China juga dikabarkan harus dirawat di rumah sakit lantaran mengonsumsi bawang putih mentah sebanyak 1,5 kg alih-alih berita terkait mengonsumsi bawang putih mentah dapat menghindari peradangan akibat virus corona.
Demikian beberapa ulasan mengenai berita hoaks terkait Covid-19, mudah-mudahan kita semua senantiasa terpelihara kebahagiaan dan kesehatan kita serta salam sehat luar biasa.
Wiwid Vidiannarti, Denpasar. Blogger di www.satupena.com
Advertisement