Liputan6.com, Gorontalo - Kelangkaan minyak goreng kemasan dan mahalnya minyak goreng curah hingga kini masih menjadi masalah serius warga Provinsi Gorontalo. Dikhawatirkan, kondisi ini akan terus berlangsung hingga Ramadan.
Menurut mereka, jika kelangkaan minyak goreng ini bisa sampai Ramadan, maka bisa dipastikan mereka tidak dapat menjalankan usaha.
Advertisement
Baca Juga
Seperti halnya pembuat kue kering lebaran, mereka mengandalkan minyak goreng kemasan sebagai salah satu bahan bakunya. Sebab, jika menggunakan minyak goreng curah, hal itu bisa berpengaruh pada kualitas rasa.
"Kalau kami gunakan minyak goreng curah, cita rasa kue yang kami produksi tidak enak dan hasilnya juga pasti lain," kata Ramla Abdullah salah satu pengusaha kue lebaran di Gorontalo, Selasa (15/2/2022).
Menurutnya, jika minyak goreng kemasan masih mengalami kelangkaan hingga awal Maret 2022, maka bisa dipastikan usaha tahunan mereka ini tidak akan berjalan.
"Seharusnya menjelang 3 minggu bulan Ramadan itu kita sudah membeli bahan baku pembuatan kue, salah satunya minyak goreng. Tapi sampai dengan saat ini masih kosong," ungkapnya.
"Jadi kami minta kepada pemerintah, segera lakukan hal-hal yang bisa menstabilkan kondisi ini," tuturnya.
Berbeda dengan Yudi, salah satu penjual takjil ini mengaku kalau minyak goreng terus mengalami kelangkaan hingga Ramadan, maka bisa dipastikan mereka akan kesusahan.
"Sebagian besar jajanan takjil kami menggunakan minyak goreng kemasan yang higienis. Kalau pakai minyak goreng curah, harga mahal tapi higienisnya belum teruji," katanya.
"Jadi kami berharap kepada pemerintah jangan membuat kondisi ini berlarut-larut yang akan berdampak pada usaha warga di bulan ramadan nanti," ia menandaskan.