Terduga Teroris yang Tewas Ditembak Densus 88 Berprofesi Dokter

Densus 88 Antiteror menembak mati seorang terduga teroris yang berprofesi sebagai dokter umum. Terduga teroris bernama Sunardi itu merupakan warga Bangunsari, Gayam, Sukoharjo

oleh Fajar Abrori diperbarui 10 Mar 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2022, 19:00 WIB
Polisi Tangkap Terduga Teroris
Polisi bersenjata lengkap mengawal sejumlah terduga teroris untuk dihadirkan dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (17/5/2019). Sepanjang bulan Mei 2019, tim Densus 88 Antiteror telah menangkap sebanyak 29 terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Solo - Detasemen Khusus (Densus) Antiteror Polri menembak mati terduga teroris Jamaah Islamiyah (JI) berinisial SU di Sukoharjo, Jawa Tengah pada pukul 21.15 WIB, Rabu, 8 Maret 2022. Terduga teroris tersebut diketahui berpofresi sebagai dokter umum. 

Pantauan Liputan6.com, rumah terduga teroris SU di Gayam, Kabupaten Sukoharjo itu terlihat sepi. Pintu pagar juga tampak tertutup rapat. Hanya ada sepeda motor yang parkir di dalam pagar rumah itu.

Sedangkan, papan nama yang bertuliskan nama dokter dan lengkap dengan nomor izin praktik serta jam buka praktik itu tampak ditempelkan di bagian atas jendela kaca bagian depan rumahnya. Di bawah papan nama itu juga ada bangku panjang berwarna putih yang digunakan sebagai tempat duduk antrean pasien.

Simak video pilihan berikut ini:


Profesi Dokter

Ketua RT Bangunsari, Bambang Pujiana membenarkan jika warganya yang bernama SU itu ditangkap Densus 88 Antiteror Polri pada Rabu malam (9/3/2022). Ia mengetahui informasi tersebut setelah diberitahu oleh pihak kepolisian pada Kamis siang melalui sambungan telepon. 

"Dari Bhabinkamtibmas itu pokoknya mengabari kalau ada masalah itu (teroris). Tidak diberi tahu masalah penangkapan, tidak diberi tahu masalah kronologisinya bagaimana, cuma semalam Pak SU katanya ditangkap Densus 88," kata dia di Sukoharjo, Kamis (10/3/2022).

Menurut Bambang, SU merupakan warga RT-nya, tetapi domisilinya masuk wilayah RT lain. Salah satu warganya yang tersangkut dugaan kasus terorisme itu berprofesi sebagai dokter. Hanya saja di rumah sakit mana tempatnya bekerja, ia mengaku tidak tahu.

"Pekerjaannya sampai saat ini yang saya tahu dia itu dokter. Wah saya nggak tahu (di rumah sakit mana). Kelihatannya dia dokter umum," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya