Pascagempa M 6,7 Nias Selatan, Kepala BNPB: Waspada Harus, Tidak Perlu Panik dan Takut

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan penilaian dampak pascagempa magnitudo 6,7 Nias Selatan.

oleh Reza Efendi diperbarui 10 Mei 2022, 05:11 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2022, 11:22 WIB
Ilustrasi Gempa (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Ilustrasi Gempa (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan penilaian dampak pascagempa magnitudo 6,7 Nias Selatan.

Kepala BNPB, Suharyanto, menekankan kepada para pemangku kepentingan untuk melakukan prioritas pertama, yaitu keselamatan masyarakat. Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers secara virtual pada Senin (14/3/2022).

Pada kesempatan itu, Suharyanto berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan tidak perlu panik atau takut.

"Dengan terjadinya gempa ini, masyarakat tetap harus waspada tapi tidak perlu panik dan tidak takut," pesannya.

Suharyanto mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat agar tetap siaga dalam menghadapi potensi gempa susulan dari segmen megathrust Mentawai. BNPB melalui TRC akan memberikan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam upaya penanganan darurat bencana sesuai kebutuhan di lapangan.

Ia berpesan, jika akan beraktivitas di dalam ruangan, perhatikan jalur evakuasi keluar yang mudah jika terjadi kondisi darurat.

"Berdasarkan pengalaman pada gempa-gempa sebelumnya, terjadinya korban bukan akibat gempa tetapi akibat bangunan yang roboh," ujarnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Tunjuk Orang yang Dituakan

Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (Liputan6.com/Sangaji)

Selain itu, Suharyanto meminta masyarakat menunjuk orang yang dituakan atau beberapa orang yang bisa memimpin dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencari tempat yang aman jika terjadi gempa.

Menghadapi situasi darurat, barang kebutuhan pribadi yang harus disiapkan, antara lain makanan, obat-obatan, senter atau charger, harus segera disiapkan paling tidak 3 hari dalam tas siaga.

Kepala BNPB meminta pemerintah daerah dan aparat TNI segera menyiapkan aksi berdasarkan rencana kontinjensi yang telah disusun, kemudian personel TNI dan Polri untuk segera turun dalam membantu kesulitan masyarakat akibat gempa bumi.

"Kami memohon juga pimpinan daerah mulai kepala desa, camat, bupati, wali kota dan gubernur untuk turun dan memimpin aksi-aksi penanganan gempa dan melakukan perencanaan sesuai dengan rencana kontinjensi yang telah dibuat," tambahnya.

Lakukan Koordinasi

Ilustrasi Gempa
Ilustrasi Gempa (Liputan6.com/Abdillah)

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menambahkan, BNPB masih terus melakukan koordinasi dengan BPBD terdampak, seperti di Kabupaten Nias Selatan, Kota Padang, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Pariaman, Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat.

Sejumlah warga di beberapa wilayah tersebut merasakan guncangan dengan intensitas sedang hingga sangat kuat dengan durasi waktu berbeda.

Pantauan BNPB terhadap fenomena gempa tersebut menyebutkan warga merasa guncangan lemah 1-3 detik di Kabupaten Pasaman. Masyarakat tidak panik karena guncangan gempa magnitudo 6,7 yang terjadi.

"Demikian juga dengan warga Kabupaten Pasaman Barat, mereka merasakan guncangan lemah 1 hingga 3 detik," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya