Rentetan Bencana Gempa hingga Banjir dan Longsor, Gus Baha Ungkap Hal Ini

Penceramah KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha menerangkan bahwa musibah atau bencana

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mar 2022, 17:37 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2022, 17:06 WIB
Kondisi Jepang usai diguncang gempa magnitudo 7,3
foto: (Charly Triballeau/AFP)

Liputan6.com, Cilacap - Musibah bencana alam terjadi di berbagai wilayah Indonesia dan dunia. Gempa hingga cuaca ekstrem yang memicu bencana banjir dan longsor susul menyusul melanda.

Beberapa di antaranya sampai menimbulkan korban jiwa. Misalnya, gempa di Pasaman Barat beberapa waktu lalu, atau banjir di pesisir selatan Jawa Tengah, Banyumas, Kebumen dan Purworejo.

Terlepas dari rentetan bencana yang terjadi itu, penceramah KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha menerangkan bahwa musibah atau bencana dapat menimpa siapapun.

Menurut Gus Baha, Ketika menurunkan bencana, Allah Swt tidak memperimbangkan baik, buruknya, maupun saleh atau tidaknya seseorang. Ketika bencana datang, semuanya akan terkena dampaknya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Protes Nabi Musa

Sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Kajian Cerdas Official (Kamis, 17/02/22) yang diunggah beberapa waktu yang lalu, Gus Baha menceritakan bahwa hal ini mengundang protes dari Nabi Musa As.

Nabi Musa pernah protes ketika Allah SWT menurunkan musibah tidak berdasarkan azas proporsionalitas. Artinya mengapa musibah yang diturunkan tidak ditimpakan kepada orang yang tidak baik atau dzalim saja.

“Ada banjir, sing dzalim dan shaleh terkena dampaknya semua, ada gempa ya kena semua, pokoknya kalau ada musibah yang soleh dan dzolim kena semua," cerita Gus Baha.

“Walhasil, protes Nabi Musa, bagaimana ini ya Allah, kalau bikin azab itu pilah pilah dong, yang dzolim kena yang soleh tidak kena. Ini proporsional,” demikian protes Nabi Isa sebagaimana diceritakan Gus baha.

“Habis protes, merasa tubuhnya lelah,” Nabi Musa bersandar di sebuah pohon, ketika sedang bersandar tubuhnya digigit 1 ekor semut, Nabi Musa marah lalu membakar semua semut yang ada berikut rumahnya.

“Habis membakar semut berikut rumahnya, Allah Swt bertanya kepada Nabi Musa: Wahai Musa, yang menggigit satu kok dibakar semua?,".

 

Hikmah Musibah

KH. Ahmad Bahauddin (Gus Baha)
KH. Ahmad Bahauddin / Gus Baha (Instagram)

Gus baha menjelaskan bencana merupakan sunnatullah yang dapat mengenai siapa saja. Hal ini mengandung hikmah jika yang terkena bencana tersebut orang saleh, maka jika ia meninggal maka dalam kondisi syahid.

Sementara yang tidak saleh itu matinya tidak syahid.

Oleh sebab itu ulama para wali itu tidak berani berdoa agar musibah itu hilang dari muka bumi. Sebab ketika tidak ada gempa atau banjir, maka orang akan tenang melakukan perbuatan maksiat.

Demikian halnya jika orang tersebut saleh dan selalu berbuat kebaikan. Dengan adanya musibah tersebut akan semakin mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Di antara Ayat-ayat Al Quran yang membahas tentang musibah beserta hikmah di balik peristiwa tersebut adalah sebagai berikut.

 

Ayat Al-Qur'an tentang Musibah Beserta Hikmahnya

Banjir Kebumen. (Foto: liputan6.com/Polres Kebumen)
Banjir Kebumen. (Foto: liputan6.com/Polres Kebumen)

1. Diberikan Ampunan oleh Allah Swt

Dalam Al Qur’an Surat asy-Syura ayat 30 Allah Swt berfirman :

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Artinya: "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)."

2. Akan Mendapatkan Kebahagiaan

Dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 155

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,”.

3. Ujian Bagi Orang-orang Yang Beriman

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ

Artinya: “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?”.

Penulis:Khazim Mahrur

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya